Sebelum jatuh, dilaporkan ekor pesawat Jet Tupolev itu terbakar dan berputar mencari landasan. Dampak jatuhnya pesawat, sebuah lubang cukup dalam dengan asap mengepul dan bagian badan pesawat yang hancur berkeping-keping.
Pesawat ini tinggal landas dari bandara internasional Teheran Imam Khomeini, Rabu (15/7) ke Armenian, ibu kota Yerevan. Pesawat jatuh sekitar 16 menit setelah tinggal landas di dekat desa Jannat Abad di luar kota Qazvin, sekitar 75 mil barat laut dari Teheran, juru bicara penerbangan sipil Reza Jaafarzadeh mengatakan kepada media.
Di Bandara Yerevan, Tina Karapetian, 45, berkata bahwa dia telah menunggu saudara saudara dari yang berusia enam tahun dan 11 tahun. "Apa yang akan saya lakukan tanpa mereka?" katanya, menangis, sebelum jatuh pingsan.
Penyebab jatuhnya pesawat belum diketahui, tetapi Iran mempunyai sejarah panjang kecelakaan pesawat dengan kesalahan terletak pada pemeliharaan pesawat. Hossein Ayaznia, seorang polisi penerbangan resmi, para pekerja sekarang sedang mencari kotak hitam.
Wakil ketua dari otoritas penerbangan sipil Armenia, Arsen Pogosian, kepada wartawan di Yerevan mengatakan bahwa terdapat 154 penumpang dan 15 awak pesawat di dalam pesawat TU-154M. Sebelumnya, Jaafarzadeh menyebutkan jumlah orang di pesawat 153 penumpang dan 15 awak.
Menurut Pogosian, di dalam pesawat terdiri dari enam warga Armenia dan dua warga Georgia, dan sisanya adalah kemungkinan orang Iran.
Serob Karapetian, pemimpin dari bandara Yerevan dari layanan keamanan penerbangan, mengatakan pesawat mungkin berusaha mendarat darurat. Sedangkan laporan adanya api di udara "hanya satu versi."
Sedang direktur layanan darurat Qazvin, Hossein Bahzadpour, kepada kantor berita IRNA mengatakan bahwa pesawat itu benar-benar hancur dan terpotong kecil-kecil. "Sangat mungkin bahwa semua penumpang pada penerbangan tewas," katanya.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengeluarkan pernyataan duka untuk korban tewas dan mendesak penyelidkan penyebab kecelakaan. Pemerintah Iran menyalahkan perawatan yang kurang dan sulitnya mendapatkan suku cadang karena sanksi Amerika Serikat, yang mencegah Iran mendapatkan suku cadang untuk pesawat.
Dilaporkan, di antara penumpang itu, ada delapan atlet Judo nasional bersama dengan dua pelatih dan ketua delegasi, yang dijadwalkan akan berlatih dengan tim Judo Armenia, sebelum mengikuti lomba di Hungaria pada 6 Agustus.
Pada bulan Februari 2006, pesawat Rusia TU-154 yang dioperasikan oleh Iran Airtour, yang berafiliasi dengan operator nasional Iran, jatuh saat mendarat di Teheran sehingga menewaskan 29 dari 148 orang di pesawat. Kecelakaan lainnya, Airtour Tupolev jatuh pada tahun 2002 di daerah pegunungan di barat Iran, menewaskan semua penumpang berjumlah 199 orang.
Kecelakaan ada juga berimbas pada militer Iran. Pada Desember 2005, 115 orang meninggal ketika pesawat buatan Amerika C-130 pesawat jatuh menimpa sepuluh gedung dekat Bandara Mehrabad. Pada Nov 2007, pesawat militer buatan Rusia milik Iran jatuh setelah tinggal landas dan menewaskan 36 anggota pasukan elit penjaga Revolusi.
AP| NUR HARYANTO