Apa reaksi dunia?
Tindakan Cina telah mengundang kecaman internasional dan keprihatinan dari negara-negara besar termasuk Amerika Serikat, Jepang, Australia, Prancis, dan Inggris.
Wartawan asing telah bergabung dengan beberapa misi pengiriman ulang Filipina dan mendokumentasikan berbagai peristiwa atas undangan Filipina, yang menurut seorang pejabat keamanan bertujuan untuk "menyoroti taktik 'zona abu-abu' Cina". Cina menuduh Filipina membuat masalah dan menyebarkan informasi yang salah.
Bagaimana tanggapan Filipina?
Presiden Ferdinand Marcos Jr telah mengambil sikap tegas terhadap apa yang dilihatnya sebagai sikap permusuhan Cina dan menolak tekanannya, dan baru-baru ini bersumpah untuk melakukan tindakan balasan terhadap "serangan ilegal, pemaksaan, agresif, dan berbahaya" oleh penjaga pantai Cina, yang meningkatkan taruhan dalam pertikaian yang semakin memanas.
Filipina mengatakan bahwa tindakan balasan akan bersifat "multi-dimensi" dan melibatkan opsi-opsi diplomatik yang melelahkan. Marcos juga menyerukan koordinasi yang lebih kuat dalam hal keamanan maritim untuk menghadapi "berbagai tantangan serius" terhadap integritas dan perdamaian wilayah.
Para pemimpin Filipina, AS dan Jepang menggelar pertemuan tiga pihak pada April dan sepakat untuk memperdalam hubungan keamanan dan ekonomi, yang dikatakan Marcos akan “mengubah dinamika” di sekitar Laut Cina Selatan.
Dapatkah Amerika Serikat terlibat?
Perselisihan Filipina dengan Cina bertepatan dengan peningkatan keterlibatan keamanan dengan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Marcos, termasuk perluasan akses AS ke pangkalan-pangkalan Filipina. Manila juga mencari hubungan keamanan yang erat dengan sekutu lainnya seperti Jepang dan Australia. Keterlibatan ini termasuk patroli bersama, yang telah membuat Cina frustrasi.
Amerika Serikat memiliki Perjanjian Pertahanan Bersama dengan Filipina dan telah berulang kali menegaskan bahwa mereka akan melindungi sekutunya jika pasukan penjaga pantai atau angkatan bersenjata Filipina diserang di mana pun di Laut Cina Selatan, dan menyebut perjanjian itu sebagai "sangat kuat".
Perjanjian ini meningkatkan pertaruhan secara signifikan dalam perselisihan Filipina dan Cina jika terjadi kesalahan perhitungan di laut. Namun, perjanjian ini juga dapat membatasi seberapa jauh Cina mampu untuk mencegah Filipina bergerak, karena mewaspadai risiko konflik dan tekanan untuk merespons dengan tegas jika ada keterlibatan militer AS secara langsung.
Para pejabat Filipina, termasuk Marcos, telah menepis pembicaraan tentang pemberlakuan perjanjian tersebut dalam situasi saat ini, dan menekankan bahwa hal itu akan menjadi pilihan terakhir.
REUTERS
Pilihan Editor: Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina