Juru bicara kementrian luar negeri, Qin Gang, telah mengkonfirmasi penangkapan karyawan perusahaan Tambang Rio Tinto yang bermarkas di Shanghai, termasuk salah satunya warga negara Australia, Stern Hu.
"Hu diduga mencuri rahasia negara Cina untuk negara-negara Asing," ujar Qin. Dia menolak memberikan rincian tetapi berkata, "pejabat yang berkompeten memiliki cukup bukti untuk membuktikan mereka telah mencuri rahasia negara dan telah menyebabkan kerugian besar Cina untuk kepentingan ekonomi dan keamanan."
Kantor berita Resmi Xinhua, mengabarkan pejabat keamanan mengatakan, empat karyawan yang ditangkap, bisa berarti secara otomatis sebuah keyakinan. Qin mengatakan mereka tertahan, sebelum penangkapan secara formal.
Qin memperingatkan kepada Australia untuk tidak mempolitisasi kasus ini: "Salah untuk membesar-besarkan kasus individu ini atau bahkan mempolitisasi, akan tidak baik bagi Australia." Dia menolak spekulasi bahwa ini merupakan balasan karena Rio Tinto akhir bulan membatalkan investasi multi triliunan dolar dengan perusahaan milik negara Cina.
Kasus spionase dan undang-undang keamanan nasional memberikan wewenang luas dalam menentukan apa yang harus dituntut. Pemerintah menganggap data ekonomi dan data lainnya sebagai rahasia negara. Hukuman maksimal untuk spionase adalah penjara seumur hidup.
Hu, kelahiran Cina, adalah general manager dari tambang bijih besi Rio Tinto di Cina. Pemerintah Australia mengatakan tiga tahanan lainnya adalah orang Cina. Rio yang berkantor pusat di London juga memiliki kantor eksekutif di Melbourne.
Sementara itu, seorang eksekutif perusahaan tambang baja Cina yang memiliki "hubungan dekat" dengan Hu juga ditangkap oleh polisi Beijing, seperti dilaporkan surat kabar 21st Century Business Herald.
Tan Yixin, general manager dari Shougang International Trade & Engineering Corp, dilaporkan Herald, dari sumber yang tidak disebutkan. Ia tidak memberikan indikasi adanya hubungan dengan, lanjut Qin, tidak akan dikatakan apakah Tan itu terkait dengan kasus Rio.
AP| NUR HARYANTO