TEMPO.CO, Jakarta - Hamas mengomentari proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Israel. Menurut Hamas, pihaknya tidak memiliki masalah besar setelah meninjau proposal terbaru Israel itu untuk perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Delegasi Hamas akan tiba di Mesir pada hari Senin untuk menyampaikan tanggapan kelompok tersebut terhadap usulan balasan Israel. “Suasananya positif kecuali ada hambatan baru dari Israel,” kata seorang pejabat Hamas yang tak mau disebutkan namanya itu.
“Tidak ada masalah besar dalam observasi dan penyelidikan yang diajukan oleh Hamas mengenai isi proposal tersebut," ujar pejabat itu menambahkan.
Pemerintah Israel mendapat tekanan kuat dari sekutu global untuk mencapai gencatan senjata dalam perang yang menurut lembaga kemanusiaan telah membawa Gaza ke ambang kelaparan. Perang Israel Hamas membuat sebagian besar wilayah Gaza menjadi puing-puing, dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
Para pengunjuk rasa di Israel menuntut pemerintah menjamin kebebasan bagi para sandera yang ditangkap oleh militan dalam serangan tanggal 7 Oktober yang memicu perang.
Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah berusaha menengahi gencatan senjata baru sejak penghentian pertempuran selama satu minggu pada bulan November yang mengakibatkan 80 sandera Israel ditukar dengan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Hamas sebelumnya bersikeras melakukan gencatan senjata permanen, sebuah syarat yang ditolak Israel.