TEMPO.CO, Jakarta - Militer Yordania pada Senin mengirimkan serangkaian bantuan kemanusiaan berupa makanan dan pasokan lainnya ke Jalur Gaza yang diblokade Israel, salah satunya oleh pesawat militer Prancis.
Pengiriman bantuan yang ditujukan untuk warga Palestina yang dilanda kelaparan di Gaza selatan dijatuhkan di pesisir Laut Mediterania. Ratusan ribu warga Palestina menunggu bantuan setiap hari karena mereka berada di ambang kelaparan akibat pengepungan Israel.
Tiga pesawat angkut Hercules C-130H milik Yordania dan sebuah pesawat Prancis terbang melintasi Gaza dan melakukan beberapa kali penerjunan udara ke wilayah Gaza selatan berkoordinasi dengan angkatan udara Israel yang mengebom jalur tersebut.
“Pasukan Yordania melakukan empat penerjunan udara yang membawa bantuan untuk rakyat Gaza, di bawah arahan Raja Yordania Abdullah II,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh tentara Yordania.
Operasi Senin bertujuan untuk menyalurkan bantuan kepada penduduk secara langsung dan menjatuhkannya di sepanjang pantai Jalur Gaza dari utara ke selatan, kata pernyataan militer Yordania.
“Bantuan tersebut terdiri atas bantuan dan persediaan makanan, termasuk makanan siap saji yang bernilai gizi tinggi, untuk meringankan penderitaan masyarakat Jalur Gaza.” tambah pernyataan itu.
Kargo tersebut melayang dengan parasut dari pesawat angkut, termasuk melintasi Jalur Gaza selatan di mana sekitar 1,4 juta warga Gaza berkumpul.
Yordania sejauh ini telah melakukan 16 operasi penerjunan udara sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada Oktober dengan berkoordinasi dengan angkatan udara Israel, setelah Israel sendiri memblokir masuknya bantuan ke jalur Gaza yang diblokade.
Bantuan udara yang diumumkan sebelumnya, termasuk operasi gabungan dengan Belanda, mengirimkan bantuan medis dan lainnya ke rumah sakit lapangan Yordania di Gaza utara.
Kritik ditujukan kepada Yordania atas pengiriman bantuannya karena barang-barang yang dikirimkan melalui udara rusak parah akibat air dan tetap saja, masyarakat Gaza, yang tidak mempunyai makanan lagi, berenang ke laut untuk mengambil bantuan tersebut karena tidak adanya alternatif yang lebih baik.
Persediaan Yordania termasuk kurma, tepung, beras, dan daging, yang semuanya tidak dapat dimakan karena air. Namun, ada MRE (Makanan Siap Makan yang dikirim oleh militer) yang tidak terpengaruh.
Penerjunan melalui udara ini juga mendapat kritik karena tidak melibatkan Gaza utara, yang diblokade sepenuhnya dan menyebabkan ratusan ribu warga Palestina menderita kelaparan. Kematian akibat kelaparan dilaporkan telah terjadi pada bayi, balita hingga remaja Palestina di wilayah tersebut.
Kargo tersebut, yang diturunkan dengan parasut, tidak dijatuhkan menggunakan teknologi GPS apa pun dan jumlahnya sedikit dibandingkan dengan jumlah orang yang sangat membutuhkan di Gaza selatan.
Operasi tersebut terjadi pada hari yang sama ketika dua kelompok hak asasi manusia menuduh Israel semakin membatasi bantuan kemanusiaan ke Gaza – di mana PBB telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan – meskipun ada perintah dari pengadilan tinggi PBB (ICJ).
Yordania telah melakukan total 16 operasi penurunan udara sejak perang pecah pada 7 Oktober antara Israel dan militan Hamas di Gaza.
Pengiriman udara yang diumumkan sebelumnya, termasuk operasi gabungan dengan Belanda, mengirimkan bantuan medis dan lainnya ke rumah sakit lapangan Yordania di Gaza utara.