TEMPO.CO, Jakarta - Pengeluaran pertahanan global melonjak 9 persen ke rekor US$2,2 triliun tahun lalu, kata sebuah wadah pemikir militer Inggris, dan diperkirakan meningkat pada 2024 seiring dengan perang Israel di Gaza, konflik Rusia Ukraina, dan meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.
Laporan baru pada Selasa, 13 Februari, dari Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London juga menyebutkan meningkatnya kegelisahan di Arktik, upaya Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir, kekhawatiran terhadap Cina dan bangkitnya rezim militer di wilayah Sahel di Afrika sebagai kontribusi terhadap dunia memasuki “lingkungan keamanan yang sangat fluktuatif”.
“Situasi keamanan militer saat ini menunjukkan dekade yang lebih berbahaya, yang ditandai dengan penerapan secara berani oleh beberapa kekuatan militer untuk melakukan klaim,” demikian bunyi laporan tahunan yang disusun IISS setiap tahunnya selama 65 tahun terakhir.
“Era ketidakamanan” sedang mengatur ulang lansekap industri pertahanan global, dengan Amerika Serikat dan Eropa meningkatkan produksi rudal dan amunisi “setelah beberapa dekade kekurangan investasi”, tambah laporan itu.
Sebagian didorong oleh tanggapan negara-negara anggota NATO terhadap invasi Rusia ke Ukraina, belanja militer global mencapai rekor US$2,2 triliun, katanya. Lembaga tersebut menemukan bahwa negara-negara non-anggota aliansi tersebut telah meningkatkan belanja militer sebesar 32 persen sejak Rusia menginvasi Semenanjung Krimea di Ukraina pada 2014.
Laporan ini muncul beberapa hari setelah calon terdepan dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan ia sebelumnya telah mengatakan kepada pemimpin anggota NATO yang tidak disebutkan namanya bahwa ia akan “mendorong” Rusia untuk melakukan “apa pun yang mereka inginkan” di negara tersebut jika negara tersebut tidak memenuhi kewajiban keuangannya terhadap aliansi militer.
“Anda harus membayar. Anda harus membayar tagihan Anda,” kata Trump pada kampanye di Carolina Selatan pada hari Sabtu.
Sepuluh anggota aliansi tersebut mencapai target membelanjakan 2 persen produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan, naik dari hanya dua anggota pada 2014. Menurut angka IISS, 19 anggota meningkatkan belanja tahun lalu.
“Tindakan Rusia telah menghidupkan kembali NATO, dengan Finlandia menyelesaikan proses aksesi cepatnya pada April 2023,” kata laporan itu. “Perbatasan Rusia dengan anggota NATO kini lebih panjang lebih dari 1.300 kilometer.”