TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengumumkan pada Rabu, 7 Februari 2024, bahwa Oslo akan memberikan dana sekitar $26 juta kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) untuk membantu pengungsi Palestina.
Lebih dari selusin negara, termasuk donor utama Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Swedia, telah menangguhkan pendanaan untuk UNRWA atas klaim Israel bahwa 12 anggota badan tersebut ikut serta dalam Operasi Banjir Al Aqsa yang dilakukan Perlawanan Palestina pada tanggal 7 Oktober.
“Saya senang bahwa kami dapat mentransfer NOK 275 juta (US$26 juta) hari ini untuk upaya organisasi tersebut dalam membantu pengungsi Palestina,” kata menteri tersebut dalam sebuah pernyataan, seraya menyebutkan bahwa “dana dari Norwegia akan digunakan untuk upaya UNRWA dalam memberikan bantuan kepada 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza, di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan di Lebanon, Suriah, dan Yordania.”
Eide menekankan bahwa “sangat mustahil bagi Norwegia untuk mundur dari komitmen ini, pada saat Gaza pada dasarnya berada dalam kehancuran.”
Dia menggarisbawahi bahwa badan PBB tersebut berada dalam “situasi keuangan yang kritis,” dan menambahkan bahwa “dukungan kami terhadap upaya UNRWA menjadi lebih penting dari sebelumnya” karena lembaga ini adalah “tulang punggung upaya kemanusiaan di Gaza.”
Pada akhir Januari, kantor perwakilan Norwegia untuk Otoritas Palestina (PA) mengatakan mereka akan terus mendukung UNRWA meskipun ada tuduhan dari Israel.
Badan tersebut – yang telah menerima nominasi Hadiah Nobel Perdamaian dari Norwegia – telah memperingatkan bahwa mereka harus menghentikan operasinya pada akhir bulan ini jika pendanaan ditarik secara signifikan.
PBB telah mengumumkan audit terhadap operasi UNRWA dan mengatakan bahwa mereka akan menentukan apakah badan tersebut harus ditangguhkan berdasarkan hasil penyelidikan.