TEMPO.CO, Jakarta - Jutaan warga Pakistan mulai memberikan suaranya pada Kamis 7 Februari 2024 dalam pemilu yang dirusak oleh tuduhan kecurangan dalam pemilu. Politisi paling populer di negara itu, Imran Khan, dipenjara sebelum pemilu, sementara kandidat yang didukung militer diperkirakan akan menang.
Pihak berwenang mengatakan mereka menghentikan layanan telepon seluler di seluruh negeri selama pemungutan suara "untuk menjaga hukum dan ketertiban". Ini menyusul kampanye pemilu yang berdarah -- termasuk dua ledakan pada Rabu yang menewaskan 28 orang.
“Telah diputuskan untuk menghentikan sementara layanan seluler di seluruh negeri,” kata juru bicara kementerian dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah lembaga jajak pendapat memperkirakan rendahnya jumlah pemilih dari 128 juta pemilih yang memenuhi syarat di negara itu, menyusul kampanye pemilu yang lesu yang dibayangi oleh pemenjaraan mantan perdana menteri Imran Khan, dan tertatih-tatihnya partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) melawan partai yang dipimpin militer.
Liga Muslim Pakistan(PML-N) diperkirakan akan memenangkan kursi terbanyak dalam pemungutan suara Kami. Para analis mengatakan pendirinya yang berusia 74 tahun, Nawaz Sharif, telah mendapat restu dari para jenderal.
Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 8:00 pagi waktu setempat dan dijadwalkan tutup pada pukul 18:00.
“Saya berdoa pagi ini, lalu saya menjemput saudara laki-laki saya dan kami datang untuk memberikan suara kami,” kata Zaeem Khan, 40 tahun, di luar tempat pemungutan suara di Sekolah Tinggi Teknologi Pemerintah di Lahore.
Para pejabat telah mengerahkan lebih dari 650 ribu personel tentara, paramiliter dan polisi untuk memberikan keamanan pada pemilu yang sudah dirusak oleh kekerasan.
Juru bicara tersebut mengatakan “nyawa yang berharga telah hilang” dalam serangan militan baru-baru ini di Pakistan dan “langkah-langkah keamanan sangat penting untuk menjaga situasi hukum dan ketertiban serta untuk menghadapi potensi ancaman”.
Pada Rabu, sedikitnya 28 orang tewas dan lebih dari 30 orang terluka akibat dua ledakan bom di luar kantor kandidat di Pakistan barat daya, dalam serangan yang diklaim beberapa jam kemudian dilakukan oleh kelompok ISIS.
Kementerian luar negeri mengatakan perbatasan darat dengan negara tetangga Iran dan Afghanistan akan ditutup untuk semua lalu lintas pada Kamis sebagai tindakan keamanan.
Angka pemilu ini sangat mengejutkan di negara yang memiliki senjata nuklir dan berpenduduk 240 juta jiwa – yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar kelima di dunia.
Hampir 18.000 kandidat mencalonkan diri untuk mendapatkan kursi di dewan nasional dan empat dewan di tingkat provinsi, dengan 266 kursi diperebutkan secara langsung di dewan perwakilan rakyat – 70 kursi tambahan diperuntukkan bagi perempuan dan kelompok minoritas – dan 749 kursi di parlemen daerah.