Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wartawan New York Times Loloskan Diri Sekapan Taliban

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Wartawan New York Times, David Rohde, berhasil meloloskan diri dari sekapan Taliban yang sudah tujuh bulan menahan di Afganistan dan Pakistan dengan memanjat dinding. Rohde lolos bersama wartawan lokal Tahir Ludin tapi sopir mereka, Asadullah Mangal, tidak ikut lolos.

Rohde terbang ke Afganistan pada November silam. Ia hendak menulis buku tentang sejarah keterlibatan negerinya, Amerika Serikat, di Afganistan.  Saat itu ia ditawari wawancara seorang panglima Taliban di Provinsi Logar, pinggiran Kabul.

Rohde, yang pernah 10 hari disekap tentara Serbia saat membuat laporan bukti pembantaian ribuan muslim di Srebrenica, Bosnia, pada 1995, sudah berjaga-jaga terhadap kemungkinan buruk. Ia sudah memberi pesan kepada kantor New York Times di Kabul, siapa saja yang dihubungi jika ia tidak kembali.

Nasib buruk mendatangi mereka. Taliban menangkap pada 10 November tahun lalu di pinggiran Kabul, Afganistan.  Para penangkap ini kemudian membawa mereka menyeberang ke wilayah Pakistan, di provinsi Waziristan Utara, yang berjarak hanya sekitar 160 kilometer dari sana.

Di sekitar waktu penculikan Rohde, wartawan Kanada dan wartawan Belanda juga diculik di pinggiran Kabul. Tapi kedua wartawan itu dilepas hanya setelah sebulan disekap.

Tapi Rohde, mungkin karena warga negara Amerika, tidak juga dilepas. Rohde dan Ludin berhasil meloloskan diri dengan memanjat dinding komplek tempatnya disekap pada Jumat (19/6). Mereka berdua segera menuju sebuah pos tentara perbatasan Pakistan dan Sabtu (20/6) mereka diterbangkan ke pangkalan Amerika Serikat di Bagram, pinggiran Kabul, Afganistan.

Laporan saat ini menyatakan Rohde dalam keadaan baik-baik saja, sedang Ludin cedera kaki saat meloloskan diri. Ludin sendiri adalah wartawan Afganistan. Ia menjadi "fixer", wartawan yang bertugas membantu wartawan asing di tempatnya. Sedang sopirnya, Mangal, adalah pemilik mobil sewaan. Ia biasa disewa Ludin.

Penyekapan Rohde ini tidak diberitakan di media Barat atas permintaan New York Times. Koran berpengaruh di Amerika Serikat itu meminta kabar penyekapan tidak disebarkan agar posisi Rohde lebih buruk.

Redaktur Pelaksana New York Times, Bill Keller, mengatakan bahwa permintaan agar penyekapan ini tidak diberitakan, dinasehatkan oleh pihak pemerintah. Pihak New York Times dan keluarga Rohde juga menolak menjelaskan dengan rinci soal penyekapan, agar kasusnya tidak dipelajari para penculik lain.

Rohde, di kalangan rekan sekantor, dikenal biasa berpakaian sederhana tapi rapi. Seringkali disertai topi tim bisbol kesayangan, Boston Red Sox. Ia juga biasa berbicara lembut, tidak suka membualkan pengalamannya di medan perang sebagai wartawan. Ia lebih suk menyimpan ceritanya sebagai wartawan perang dalam berita atau buku.

Rohde memulai karir jurnalistik dengan bergabung the Christian Science Moniter--koran yang terkenal karena tulisan dalam dan ficer-ficernya tapi sekarang tidak lagi terbit--pada pertengahan 1990-an.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Christian Science Monitor mengirimnya ke Balkan yang saat itu sedang diguncang perpecahan Yugoslavia. Laporannya adalah termasuk yang pertama menceritakan kekejian Serbia di Srebrenica.

Rohde menjadi wartawan Barat pertama yang menyusup ke wilayah Bosnia Serbia untuk mencari bukti kuburan massal kaum muslim. Ia melihat jejak awal di sebuah lapangan sepakbola: di sana melihat darah dan kotoran manusia--tanda-tanda kemungkinan para tawanan muslim Bosnia dibantai Serbia.

Ia juga melihat bekas jejak roda buldoser ke kotak tanah merah di lapangan itu. Ia juga melihat kotak peluru kosong serta sebuah kaki manusia yang membusuk.

Tapi Rohde merasa bukti ini tidak terlalu kuat untuk menunjukkan terjadi pembantaian massal. Jadi, ia nekat menyusup sendirian di wilayah Bosnia Serbia.

"Saya mendapat email panjang yang mengatakan ia tidak bisa diam melihat pembantaian itu dibiarkan saja, jadi ia kembali untuk mencari bukti lebih banyak," kata redakturnya di Monitor saat itu, Faye Bowers.

Tidak berapa lama, saat ia menemukan kuburan massal lain dan memotret tumpukan baju serta tulang manusia di dekat sebuah dam, ia dilihat oleh seorang pengawas.

Ia pun ditangkap pihak Bosnia Serbia pada akhir November 1995. Rohde akhirnya lepas setelah 10 hari dipenjara. Dalam penjara itu, ia terus-menerus diinterogasi dan dipaksa tidak tidur.

Para redaktor Monitor dan keluarga Rohde beramai-ramai datang ke Dayton, Ohio, tempat perundingan damai Bosnia dilangsungkan. Mereka meminta diplomat Amerika membebaskan Rohde.

Berita yang ia buat itu membuatnya meraih hadiah tertinggi jurnalistik Amerika Serikat, Pulitzer, pada 1996. Ia juga menulis buku hasil investigasinya itu yakni "Endgame: The Betrayal and Fall of Srebrenica."


AP/NYT/NURKHOIRI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

26 Agustus 2017

Pasukan kepolisian Afghanistan berusaha menolong seorang anak kecil usai terjadinya aksi bom bunuh diri dan bentrokan antara pasukan Afghanistan dan gerilyawan di sebuah masjid Muslim Syiah di Kabul, Afghanistan, 25 Agustus 2017. Serangan tersebut terjadi saat jamaah menjalankan ibadah shalat subuh. REUTERS
Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.


Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

22 Agustus 2017

Ekspresi Presiden AS, Donald Trump saat menjawab pertanyaan media saat berada di pesawat kenegaraan Air Force One dalam perjalanannya menuju Palm Beach, beberapa jam sebelum memerintahkan serangan ke Suriah, 6 April 2017. AP Photo
Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam


Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

26 Juli 2017

Senjata Taliban yang diduga dipasok oleh Rusia. Cnn.com
Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan


Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

28 Mei 2017

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

Semua korban akibat bom bunuh diri di Afganistan dilarikan ke rumah sakit terdekat.


Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

8 Mei 2017

Abdul Hasib, pemimpin ISIS. twitter.com
Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

Pemimpin ISIS Afganistan Abdul Hasib, tewas dalam sebuah operasi pasukan koalisi AS dan Afganistan


ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

3 Mei 2017

Pasukan keamanan Afghanistan menyisir lokasi serangan bom di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2017. Serangan bom bunuh diri di dekat gedung Kedubes AS ini  menewaskan 8 warga sipil dan 3 tentara AS. REUTERS/Omar Sobhani
ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

Setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.


Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

3 Mei 2017

Ledakan yang terjadi dekat iring-iringan kendaraan militer NATO di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2017. Twitter.com
Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

Ledakan hebat menghantam Kabul, ibu kota Afganistan dan menewaskan beberapa


Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

25 April 2017

Milisi Taliban membawa senjata berat saat berjaga berjaga-jaga ketika pemimpin senior Taliban Mullah Abdul Manan Niazi, memberikan pidato kepada pejuang, di distrik Shindand Afghanistan, 27 Mei 2016. AP/Allauddin Khan
Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

Serangan Taliban yang menewaskan delapan polisi Afganistan bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis ke Afganistan.


Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

23 April 2017

Anggota Tentara Nasional Afganistan menghadiri upacara wisuda kelulusan di Akademi Militer Afganistan di Kabul, Afganistan, 24 Januari 2016. AP/Rahmat Gul
Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

Serangan Taliban ke markas militer Afghanistan mengagetkan para prajurit. Mereka bingung dan sempat dilarang menembak. Berikut kronologis.


Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

22 April 2017

Ilustrasi. zimbio.com
Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Milisi Taliban menyerang markas tentara Afganistan di provinsi Balkh saat sembahyang Jumat, 140 prajurit Afganistan tewas dan 160 orang terluka.