Mengapa Banyak Arab Druze Yang Bergabung IDF?
Banyaknya Arab Druze yang bergabung di IDF tak lepas dari peristiwa di tahun 1948. Berawal ketika Druze di Suriah dan Lebanon berperan dalam perjuangan Arab melawan kolonialisme Perancis yang dimulai pada tahun 1920-an. Akan tetapi, Druze di Israel mengalami situasi yang berbeda karena mereka tidak memiliki lembaga yang terorganisir, kelas terpelajar, sarana ekonomi, dan kepemimpinan yang disepakati.
Akibatnya, komunitas Druze terpecah belah dalam perebutan Mandat Palestina. Beberapa dari mereka aktif secara politik dalam gerakan nasional Arab dan yang lainnya bergabung dalam perjuangan bersenjata, namun mayoritas tetap pasif.
Hingga pada tahun 1948 sebagian besar desa Druze terbuka bagi gerakan nasionalis Arab. Namun, para pemimpin milisi Arab setempat mencemooh Druze, bertindak dengan kekerasan dan pemerasan di desa mereka. Druze lainnya diculik dan dibunuh oleh nasionalis Arab, menyebarkan ancaman dan ketakutan.
Para pemimpin Yahudi di negara tersebut kemudian menyadari apa yang terjadi. Mereka pun memanfaatkan kemarahan di komunitas Druze dan mulai mengembangkan hubungan dengan Druze, terutama di Ussifiya, Daliat al- Carmel, dan Shfaram. Sejak itu, orang Druze di Israel mulai membantu dan membela orang-orang Yahudi.
Selama perang tahun 1948 terdapat beberapa orang Druze yang bekerja sama dengan pasukan Haganah Yahudi. Ketika perang berlangsung, para pemimpin Druze dan Yahudi memutuskan untuk membentuk Unit Minoritas di IDF dan meluncurkan kampanye untuk merekrut sukarelawan Druze untuk bertugas di unit tersebut. Tren ini terus berlanjut dan semakin banyak orang Druze yang secara sukarela bergabung dengan Unit Minoritas IDF antara Mei 1948 dan 1956.