TEMPO.CO, Jakarta - Israel menuding Hamas mengesekusi seorang tentara wanita Israel, yang ditahan dan menjadi sandera, di area Rumah Saki Al Shifa Gaza. Mereka juga menyebut dan dua sandera asing ditahan di sebuah lokasi yang telah menjadi fokus serangan enam minggu ini.
Rumah Sakit Al Shifa, yang pernah menjadi tempat perlindungan bagi puluhan ribu pengungsi perang Palestina, telah mengevakuasi pasien dan staf sejak pasukan Israel menyerbu minggu lalu dalam apa yang mereka sebut sebagai misi untuk membasmi fasilitas tersembunyi Hamas.
Israel juga mencari sekitar 240 orang yang diculik Hamas di Gaza setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang.
Jenazah seorang tentara wajib militer Israel Noa Marciano, 19 tahun, ditemukan di dekat RS Al Shifa minggu lalu. Hamas mengatakan dia tewas dalam serangan udara Israel dan mengeluarkan video yang menunjukkan mayatnya, tanpa tanda kecuali luka di kepala.
Militer Israel mengatakan pemeriksaan forensik menemukan dia menderita luka yang tidak mengancam jiwa akibat serangan tersebut.
“Menurut informasi intelijen, Noa dibawa oleh teroris Hamas di dalam tembok rumah sakit Shifa. Di sana, dia dibunuh oleh teroris Hamas,” kata kepala juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Dalam pengarahan yang disiarkan televisi, Hagari mengatakan orang-orang bersenjata Hamas juga membawa seorang warga Nepal dan seorang warga Thailand, di antara pekerja asing yang ditangkap dalam penggerebekan 7 Oktober, ke Al Shifa. Dia tidak menyebutkan nama kedua sandera tersebut.
Video CCTV yang disiarkan oleh Hagari menunjukkan sekelompok pria menggiring seseorang ke rumah sakit, yang mengejutkan staf medis. Klip kedua menunjukkan seorang pria terluka di brankar. Pria lain di dekatnya, berpakaian sipil, membawa senapan serbu.
Hamas tidak segera mengomentari pernyataan Hagari. Kelompok Islam Palestina, yang menguasai Gaza, sebelumnya mengatakan mereka membawa beberapa sandera ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Secara terpisah pada hari Minggu, militer Israel menerbitkan video yang menggambarkan apa yang mereka sebut sebagai sebuah terowongan, sepanjang 55 meter dan digali oleh warga Palestina sedalam 10 meter di bawah kompleks RS Al Shifa.
Meski mengakui bahwa mereka memiliki jaringan terowongan rahasia, bunker, dan lubang akses sepanjang ratusan kilometer di seluruh wilayah kantong Palestina, Hamas membantah bahwa terowongan tersebut terletak di infrastruktur sipil seperti rumah sakit.
Video tersebut menunjukkan sebuah lorong sempit dengan atap beton melengkung, berakhir di tempat yang oleh militer Israel, dalam sebuah pernyataan, digambarkan sebagai pintu anti ledakan.
Pernyataan itu tidak menyebutkan apa yang mungkin terjadi di luar pintu tersebut. Terowongan itu dapat diakses melalui sebuah lubang yang ditemukan di sebuah gudang di dalam kompleks RS Al Shifa yang berisi amunisi, katanya. Video kedua menunjukkan lubang di luar ruangan di kompleks tersebut.
Mounir El Barsh, direktur kementerian kesehatan Gaza, menolak pernyataan Israel tentang terowongan itu dan menyebutnya sebagai "kebohongan murni".
“Mereka sudah berada di rumah sakit selama delapan hari… namun mereka belum menemukan apa pun,” katanya kepada televisi Al Jazeera.
REUTERS
Pilihan Editor Mantan Ibu Negara AS Rosalynn Carter Meninggal, Ini Profilnya