TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengusir dua diplomat Amerika Serikat karena bekerja sama dengan seorang warga negara Rusia yang dituduh sebagai mata-mata asing. Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil Duta Besar AS Lynne Tracy dan mengatakan kepadanya bahwa Menteri Pertama Kedutaan Jeffrey Sillin dan Menteri Kedua David Bernstein harus meninggalkan Rusia dalam waktu tujuh hari.
“Orang-orang yang disebutkan namanya melakukan aktivitas ilegal, mempertahankan kontak dengan warga negara Rusia R. Shonov, yang dituduh melakukan ‘kerja sama rahasia’ dengan negara asing,” kata pernyataan Rusia, Kamis, 14 September 2023.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pengusiran kedua diplomat tersebut tidak beralasan dan memperingatkan bahwa Washington akan merespons dengan tepat.
“Pengusiran personel diplomatik kami tanpa alasan ini sama sekali tidak berdasar, seperti yang terjadi pada mantan kontraktor kedutaan kami di Rusia,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan.
“Sekali lagi, Rusia memilih konfrontasi dan eskalasi dibandingkan keterlibatan diplomatik yang konstruktif. Rusia terus melecehkan pegawai kedutaan kami, sama seperti mereka terus mengintimidasi warga negaranya sendiri. Kami menyesalkan Rusia telah mengambil jalan ini dan Anda tentu bisa memperkirakan bahwa kami akan melakukan hal yang sama, merespons tindakan mereka dengan tepat."
Robert Shonov bekerja di Konsulat Jenderal AS di kota Vladivostok, Rusia timur, selama lebih dari 25 tahun hingga Rusia pada tahun 2021 memerintahkan pemecatan staf lokal misi AS.
Dinas keamanan FSB Rusia menerbitkan sebuah video pada bulan Agustus yang menunjukkan pengakuan Shonov di mana ia mengatakan Sillin dan Bernstein telah memintanya untuk mengumpulkan informasi tentang upaya perang Rusia di Ukraina, aneksasi “wilayah baru”, mobilisasi militernya, dan pemilihan presiden tahun 2024.
Dalam video tersebut, Shonov mengatakan bahwa dia diminta untuk mengumpulkan informasi “negatif” mengenai topik-topik ini, untuk mencari tanda-tanda protes populer dan untuk mencerminkan hal ini dalam laporannya.
Washington menuduh Moskow berusaha mengintimidasi dan melecehkan pegawai AS setelah media pemerintah Rusia melaporkan tuduhan terhadap Shonov dan mengatakan FSB berencana untuk menanyai pegawai kedutaan yang telah berhubungan dengannya.
Ketika dia ditangkap pada bulan Mei, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa kasus tersebut menyoroti “penggunaan undang-undang yang semakin represif” oleh Rusia terhadap warga negaranya sendiri. Dikatakan bahwa tuduhan terhadap Shonov "sepenuhnya tidak berdasar".
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Shonov dibayar untuk menyelesaikan tugas yang bertujuan merusak keamanan nasional Rusia.
“Juga ditekankan (kepada Tracy) bahwa aktivitas ilegal misi diplomatik AS, termasuk campur tangan dalam urusan dalam negeri negara tuan rumah, tidak dapat diterima dan akan ditindak dengan tegas,” katanya.
“Pihak Rusia mengharapkan Washington mengambil kesimpulan yang benar dan menahan diri dari langkah-langkah konfrontatif.”
Hubungan antara Moskow dan Washington telah jatuh ke titik terburuk selama lebih dari 60 tahun karena perang di Ukraina. AS menyediakan persenjataan canggih ke Ukraina dan telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia sebagai tanggapan atas invasi Ukraina pada Februari 2022.
REUTERS
Pilihan Editor PM Malaysia Anwar Ibrahim Sebut Negaranya Bukan Republik Pisang, Apa Itu?