TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas bea cukai Israel pada Kamis, 14 Setember 2023, mengatakan menemukan 16 ton bahan untuk produksi roket dalam pemeriksaan pengiriman dari Turki menuju ke Gaza. Namun pernyataan itu dianggap Hamas sebagai rekayasa.
Otoritas bea cukai mengatakan pada bulan Juli mereka memeriksa dua kontainer pembawa 54 ton barang menuju Gaza yang seharusnya merupakan kantong plester.
Sebuah tes laboratorium mengkonfirmasi beberapa kantong berisi amonium klorida, kata Israel, yang menuduh bahan itu akan digunakan oleh kelompok-kelompok di Gaza “untuk memproduksi roket yang akhirnya diluncurkan ke arah Israel”.
Di Gaza, juru bicara Hamas Hazem Qassem menggambarkan laporan itu sebagai “kebohongan”.
“Penjajah menciptakan kebohongan sebagai dalih untuk memperketat blokade di Gaza,” kata Qassem kepada Reuters.
Gaza dihuni sekitar 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di salah satu wilayah terpadat di dunia. Sejak gerakan Islam mengambil alih Gaza pada tahun 2007, Israel, bersama dengan Mesir, terus melakukan blokade yang menghancurkan perekonomian wilayah pesisir tersebut.
Israel dan Hamas berperang beberapa kali sejak 2008, dengan ribuan roket ditembakkan dari Gaza dan Israel melancarkan serangan udara ke daerah kantong tersebut.
Dengan meningkatnya ketidakpastian mengenai siapa pengganti Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang berusia 87 tahun, Hamas telah meningkatkan upaya untuk menarik dukungan di Tepi Barat yang diduduki Israel, sebuah wilayah yang secara geografis terpisah dan diinginkan oleh Palestina sebagai inti negara merdeka.
Awal bulan ini, Israel membekukan ekspor barang komersial dari Gaza selama beberapa hari karena apa yang disebutnya sebagai upaya penyelundupan bahan peledak. Warga Palestina mengatakan larangan singkat itu berdampak pada ribuan keluarga.
REUTERS
Pilihan Editor Top 3 Dunia: Peluncuran iPhone 15 di Cina hingga Taiwan Semprot Elon Musk