TEMPO.CO, Jakarta - Serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia akan terus berlanjut hingga cuaca dingin dan basah pada akhir tahun ini, meskipun akan semakin sulit untuk dilawan, kata kepala intelijen Kyiv Kyrylo Budanov pada hari Sabtu, 9 September 2023.
Ukraina melancarkan serangan balasan pada musim panas ini yang telah merebut kembali lebih dari selusin desa di selatan dan timur selama tiga bulan, namun diperumit oleh ladang ranjau yang luas dan pasukan Rusia yang bercokol kuat.
“Aksi tempur akan terus berlanjut dengan satu atau lain cara. Dalam cuaca dingin, basah, dan berlumpur, pertempuran akan lebih sulit dilakukan. Pertempuran akan terus berlanjut. Serangan balasan akan terus berlanjut,” kata Budanov.
Komentar tersebut, yang disampaikan pada konferensi di Kyiv yang diselenggarakan oleh Victor Pinchuk Foundation, memberikan indikasi terkuat hingga saat ini bahwa Ukraina tidak berencana menghentikan upayanya ketika cuaca berubah pada akhir tahun ini.
Negara-negara Barat memasok peralatan militer senilai miliaran dolar dan melatih ribuan pejuang Ukraina untuk melakukan serangan balasan guna membantu Kyiv mencoba merebut kembali wilayahnya.
Namun lambatnya kemajuan serangan balasan telah memicu kekhawatiran di kalangan pendukung Kyiv bahwa Barat akan kesulitan mempertahankan skala bantuan militer agar Ukraina tetap berjuang dengan intensitas yang sama.
Vadym Skibytskyi, seorang pejabat dari badan mata-mata militer Ukraina, mengatakan sebelumnya pada hari Sabtu bahwa Rusia saat ini memiliki 420.000 prajurit di Ukraina.
Serangan di wilayah tenggara Zaporizhzhia, yang sekarang berpusat di sekitar desa Robotyne dan Verbove, dipandang sebagai bagian penting dari operasi yang berupaya membagi pasukan pendudukan Rusia menjadi dua di selatan, namun masih jauh dari tujuan tersebut.
“Serangan balasan kami terjadi di beberapa arah,” kata Budanov, mengakui bahwa kemajuan yang dicapai lebih lambat dari yang ia inginkan dan menggambarkan situasinya sebagai situasi yang sulit.
Terlepas dari besarnya konsentrasi ranjau Rusia, ia mengidentifikasi banyaknya jumlah drone kecil "kamikadze" Rusia sebagai faktor kunci yang memperlambat kemajuan Ukraina sejauh ini.
Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina telah gagal.
REUTERS
Pilihan Editor Lembaga Think Tank Cina Tuding India Sabotase G20