TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pasokan senjata mengandung uranium lemah atau biasa disebut depleted uranium dari Amerika Serikat ke Ukraina adalah “tindakan kriminal”.
Pentagon pada hari Rabu, 6 September 2023, mengumumkan paket bantuan keamanan baru senilai hingga $175 juta untuk Ukraina, termasuk amunisi mengandung uranium itu sebagai perlengkapan tank Abrams AS.
Sebagai produk sampingan dari pengayaan uranium, materi ini digunakan untuk amunisi karena kepadatan ekstrimnya sehingga bisa memberikan kemampuan menembus lapisan baja dengan mudah. Para kritikus mengatakan ada risiko kesehatan yang berbahaya jika menelan atau menghirup debu uranium depleeted ini, termasuk bisa terkena kanker dan cacat lahir.
“Ini bukan sekadar langkah eskalasi, namun merupakan cerminan dari pengabaian Washington yang keterlaluan terhadap dampak lingkungan dari penggunaan amunisi semacam ini di zona pertempuran. Faktanya, ini adalah tindakan kriminal, saya tidak bisa memberikan penilaian lain," kata Ryabkov seperti dikutip TASS, Kamis, 7 September 2023.
Dalam pidatonya di seminar keamanan, ia juga mengulangi peringatan Rusia sebelumnya tentang risiko perang nuklir, karena apa yang ia sebut sebagai “tekanan” Barat terhadap Moskow.
“Sekarang tekanan ini berada dalam bahaya dan berada di ambang konflik bersenjata langsung antara negara-negara nuklir,” katanya.
Rusia telah lama menuduh Barat menggunakan Ukraina untuk melancarkan perang proksi yang bertujuan menimbulkan “kekalahan strategis” pada Moskow. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mengatakan mereka mempersenjatai Ukraina untuk mempertahankan diri dari invasi Rusia dan merebut kembali wilayah yang direbut Moskow dalam perang yang berlangsung selama 18 bulan.
Penyebaran senjata nuklir taktis Rusia di Belarus berjalan sesuai jadwal, kata Ryabkov.
“Beberapa tahap kini telah selesai dalam hal menciptakan infrastruktur yang sesuai dan melengkapi kembali kapal induk yang bersangkutan. Pekerjaan ini terus berlanjut.”
Moskow mengumumkan pengerahan tersebut awal tahun ini, dan menyebutnya sebagai upaya pencegahan dari ancaman negara-negara Barat.
REUTERS
Pilihan Editor Jauh-jauh ke Ukraina, Menlu AS Antony Blinken Jajan di McDonald's