TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov dalam sebuah wawancara mengungkap terhitung sejak meletupnya perang Ukraina pada Februari 2022, bantuan militer berupa senjata yang diberikan Amerika Serikat ke Kyev setidaknya sudah bernilai USD 100 miliar (Rp 1.523 triliun). Bantuan ini, hasil upaya tim pengadaan di Kementerian Pertahanan Rusia.
Wawancara dengan Reznikov itu, dipublikasi pada Minggu, 3 September 2023 oleh media milik pemerintah Ukraina, Ukinform. Publikasi ini, juga bersamaan dengan pengumuman yang disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang mengumumkan kalau dia berencana mengganti Reznikov karena dinilai perlu melakukan pendekatan dan format baru dalam berinteraksi, baik di bidang militer dan sosial secara keseluruhan.
Reznikov mengatakan bantuan senjata, amunisi dan peralatan militer lainnya yang sudah diberikan ke Ukraina serta bantuan keuangan dari negara-negara Barat sudah sepenuhnya digunakan untuk tujuan militer. Masa jabatan Reznikov sebagai Menteri Pertahanan Ukraina telah diganggu oleh serangkaian skandal korupsi, terutama yang melibatkan pengadaan peralatan dan bahan makanan untuk militer Ukraina, di mana Ukraina saat ini mengalami inflasi yang tidak normal.
Sebelumnya pada Agustus 2023, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan agar dilakukan sebuah upaya diplomatik yang lebih besar demi mengakhiri konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kyiv. Scholz mendesak ada upaya diplomatik lebih lanjut, yang sebetulnya manjur untuk menekan Rusia. Orang nomor satu di Jerman itu menyadari upaya diplomatik sebelumnya pernah dilakukan oleh Denmark pada Juni 2023.
Moskow sebelumnya telah mengabaikan sejumlah ajakan negosiasi yang sorongkan oleh Arab Saudi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan tanpa partisipasi Rusia dan tanpa mempertimbangkan kepentingan-kepentingan Negeri Beruang Merah, maka pertemuan yang membahas krisis Ukraina tidak ada manfaatnya.
Tidak seperti negara-negara Barat lainnya, Jerman sudah lama menolak permintaan Ukraina agar mensuplai peralatan militer. Namun pada awal 2023 keputusan ini berubah ketika Berlin setuju mengirimkan tank-tank Leopard 2 ke medan tempur serta mengizinkan pihak ketiga agar mengekspor kendaraan – kendaraan tempur buatan Jerman ke Ukraina.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor : Rusia Serang Pelabuhan Gandum Ukraina, Jelang Pembicaraan Putin-Erdogan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.