TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina dalam serangan balasan pada Jumat, 1 September 2023, berhasil menembus garis pertahanan pertama Rusia di beberapa lokasi, meskipun mereka kemudian menghadapi pertahanan Rusia yang lebih solid.
Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar mengatakan pasukan Kyiv, dalam serangan balasan terhadap pasukan Rusia, sedang bergerak maju di wilayah Zaporizhzhia. Washington juga mengatakan pada hari Jumat bahwa Kyiv telah membuat kemajuan penting di front selatan dalam 72 jam terakhir.
“Ada serangan di beberapa arah dan di wilayah tertentu. Dan di beberapa tempat, di wilayah tertentu, garis pertama berhasil ditembus,” kata Maliar kepada televisi Ukraina.
Dia menambahkan, pasukan Kyiv yang telah berjuang untuk maju melalui daerah-daerah dengan banyak ranjau selama 3 bulan terakhir, kini menghadapi benteng pertahanan besar Rusia.
“Angkatan bersenjata kami harus mengatasi banyak rintangan agar bisa maju,” katanya.
Pertempuran sengit melanda desa-desa di sekitar Bakhmut di Ukraina timur, yang direbut oleh pasukan Rusia pada Mei setelah pertempuran berbulan-bulan, kata Maliar namun menambahkan bahwa sulit untuk menentukan apakah ada kemajuan yang dicapai.
“Dalam satu hari, posisi antara kedua belah pihak dapat berubah beberapa kali.”
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam laporan malamnya di Facebook mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak mencapai kemajuan dalam upaya untuk maju di lima sektor berbeda di garis depan – dari Kupiansk di timur laut hingga berbagai wilayah Donetsk.
Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat "mencatat selama sekitar 72 jam terakhir beberapa kemajuan penting dicapai angkatan bersenjata Ukraina ... di garis depan selatan yang keluar dari wilayah Zaporizhzhia".
“Mereka telah mencapai beberapa keberhasilan melawan lini kedua pertahanan Rusia”, kata Kirby, seraya menambahkan bahwa tergantung pada Ukraina bagaimana memanfaatkan keberhasilan tersebut.
Serangan balasan Ukraina belum berhasil merebut kembali permukiman besar apa pun, meski telah merebut kembali lebih dari selusin desa kecil. Pekan lalu mereka merebut desa Robotyne, yang di belakangnya terdapat dataran tinggi yang diduduki Rusia, parit anti-tank besar, dan garis benteng beton yang terlihat dari luar angkasa.
Rusia sudah menyebut upaya Ukraina sebagai sebuah kegagalan; Kyiv mengatakan pihaknya bergerak perlahan dengan tujuan meminimalkan kerugian, dan tugas mereka lebih sulit karena tidak memiliki kekuatan udara yang dianggap remeh oleh sekutu Baratnya.
Kyiv minggu ini marah atas pernyataan pejabat AS yang mengeluhkan lambatnya kemajuan serangan balsan Ukraina. Beberapa pihak khawatir dukungan kuat negara-negara Barat akan mulai goyah karena cuaca yang lebih dingin dan basah semakin menghambat kemajuan di medan perang pada akhir tahun ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan menghadiri pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB di New York bulan ini dan mengambil bagian dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Ukraina, kata Duta Besar Albania untuk PBB Ferit Hoxha kepada wartawan pada hari Jumat.
Dalam sebuah wawancara di Kyiv pada hari Jumat, penasihat senior presiden Mykhailo Podolyak mengatakan kepada Reuters bahwa untuk saat ini setiap negosiasi dengan Rusia akan berarti “kapitulasi” bagi Ukraina dan negara-negara demokrasi yang mendukungnya.
Dia mengatakan sekutu Barat Ukraina, yang telah menggelontorkan miliaran dolar persenjataan untuk membantu serangan balasan, memahami bahwa tidak ada “kompromi” dengan Moskow dalam perang tersebut.
“Saat ini, para mitra memahami bahwa perang ini tidak akan lagi berakhir dengan solusi kompromi – yaitu, kita menghancurkan kemampuan Rusia dengan cara militer, dan untuk melakukan ini kita memerlukan alat yang tepat, atau perang ini dengan tingkat agresi seperti itu, akan berlanjut selama beberapa waktu."
REUTERS
Pilihan Editor Raja Thailand Dukung Kabinet PM Srettha Thavisin, Kebijakan Pertama Longgarkan Visa untuk Turis Cina