Tantangan yang Sulit
Alexei Volkov, presiden Persatuan Industri Perhotelan Nasional, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa jumlah wisatawan di Krimea diperkirakan turun 20-30% tahun ini menjadi antara 6 dan 6,5 juta orang.
“Yang istimewa pada tahun ini adalah banyaknya kesulitan yang disebabkan oleh operasi militer khusus dan tantangan baru bagi industri perhotelan dan penduduk lokal ketika situasi (darurat) lebih sering terjadi,” ujarnya.
“Ini adalah musim tersulit dalam sembilan tahun terakhir kami menjadi bagian dari Rusia,” tambahnya, mengacu pada aneksasi tahun 2014 yang dianggap ilegal oleh sebagian besar negara dan Ukraina telah berjanji untuk membatalkannya.
Resor Laut Hitam Rusia lainnya, yang risiko serangannya lebih kecil, mengalami peningkatan permintaan. Volkov mengatakan okupansi hotel di Sochi mencapai 100%, dan bahkan kota pelabuhan Novorossiysk mengalami peningkatan pengunjung sebesar 6%.
Lebih sedikit pengunjung ke Krimea berarti lebih banyak bagi Kaliningrad di Laut Baltik dan Dagestan di wilayah Kaukasus utara Rusia, katanya.
Bagi salah satu pasangan asal Rusia, pemilihan Krimea sebagai tujuan liburan terbukti berakibat fatal. Baik pria maupun wanita tersebut tewas, dan putri mereka yang berusia 14 tahun terluka, ketika mobil mereka terjebak dalam ledakan ketika mereka melintasi jembatan pada 17 Juli, dalam perjalanan pada malam hari untuk menghindari kemacetan lalu lintas.
Kepala dinas keamanan SBU Ukraina, Vasyl Maliuk, kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan serangan sebelumnya yang menyebabkan kerusakan parah pada jembatan pada Oktober lalu.
Pekan lalu Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menghancurkan 42 drone yang diluncurkan Ukraina di Krimea dalam satu hari. Gubernur yang ditunjuk oleh Rusia mengatakan dua pesawat lagi ditembak jatuh pada Senin.
Meskipun perang ini sangat dekat, beberapa orang Rusia yang diwawancarai oleh Reuters cenderung meremehkan bahaya tersebut, atau bahkan mengabaikannya sama sekali.
"Tidak, sama sekali tidak ada rasa takut. Kami pergi tanpa berpikir dua kali, tidak takut pada apa pun; semuanya baik-baik saja," kata Alexander Semashko dari Stavropol di Rusia selatan.
“Tujuan perjalanan kami, tentu saja, adalah untuk beristirahat, dan mendukung operator tur Rusia, pelaku bisnis perhotelan, dan pariwisata Rusia, tidak diragukan lagi.”
Sergei Lenkov, dari Vologda di utara Moskow, mengatakan dia percaya pada sistem pertahanan udara Rusia.
"Tidak ada risiko kok. Langit terlindungi. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.
REUTERS
Pilihan Editor: WNI di Malaysia Disiksa dan Tak Digaji 5 Tahun, Majikan Politisi Tajir dengan 9 Mobil