TEMPO.CO, Jakarta – Pasukan Israel membunuh dua warga Palestina setelah serangan di sebuah kamp pengungsi di kota Jericho Tepi Barat, wilayah yang diduduki pada Selasa pagi, 15 Agustus 2023. "Dua pemuda dilarikan ke rumah sakit dengan peluru di dada mereka," kata direktur Rumah Sakit Jericho kepada Reuters.
Warga juga menyatakan kepada Reuters bahwa terjadi bentrokan bersenjata tetapi tidak jelas apakah kedua pria tersebut terlibat dalam bentrokan tersebut atau tidak. Penggerebekan berlangsung kurang dari satu jam, kata warga.
Kekerasan di Tepi Barat telah memburuk selama 15 bulan terakhir dengan peningkatan serangan Israel, serangan jalanan Palestina, hingga serangan oleh pemukim Yahudi di desa-desa Palestina. Tepi Barat adalah satu di antara wilayah-wilayah Palestina berusaha untuk mendirikan sebuah negara.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967. Tepi Barat diharapkan Palestina akan menjadi inti dari negara merdeka di masa depan. Sejak itu, Israel telah membangun permukiman besar di sana sementara pembicaraan kenegaraan yang disponsori Amerika Serikat terhenti.
United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA) dalam laporannya menyebut, dalam periode 25 Juli dan 10 Agustus 2023, ada 13 warga negara Palestina yang tewas di Tepi Barat. Di antara jumlah tersebut ada 3 anak-anak.
Total sepanjang 2023, sudah 167 warga Palestina yang tewas di tangan tentara Israel. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding 2022. Tahun lalu, 155 warga negara Palestina yang tewas di wilayah pendudukan oleh tentara Israel.
Kasus pembunuhan terjadi pada 4 Agustus 2023, saat itu militer Israel membunuh seorang laki-laki asal Palestina dan dua orang lainnya dalam sebuah serangan di desa Burqa dekat Ramallah. Laporan UNOCHA juga menyoroti sejak awal Agustus 2022 sampai 7 Agustus 2023 sudah ada tujuh orang yang meninggal dibunuh.
UNOCHA mengkonfirmasi periode 25 Juli dan 7 Agustus 2023, ada 276 warga Palestina di Tepi Barat mengalami korban luka-luka. Dari jumlah itu, setidaknya 60 orang adalah anak-anak, termasuk 9 anak-anak yang luka karena tertembus peluru. Pada 2022, jumlah korban luka-luka tercatat 307 orang.
Dalam enam bulan pertama 2023, PBB mencatat ada 591 insiden yang menyebabkan kerusakan di pihak Palestina, baik itu kerusakan properti dan jatuhnya korban jiwa. Angka ini mengalami kenaikan 39 persen secara rata-rata bulanan dibanding pada 2022.
REUTERS | MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan Editor: AS, Korea Selatan dan Jepang Luncurkan Langkah Pertahanan Baru