TEMPO.CO, Jakarta - Inggris tengah mempertimbangkan langkah untuk menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang melarang beberapa investasi teknologi di Cina. London terus mengevaluasi potensi risiko keamanan nasional.
Seorang juru bicara pemerintahan Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan, perintah eksekutif Biden memberikan kejelasan penting tentang pendekatan AS. "Inggris akan mempertimbangkan langkah-langkah baru ini dengan cermat karena kami terus menilai potensi risiko keamanan nasional yang melekat pada beberapa investasi,” katanya seperti dilansir Reuters pada Kamis, 10 Agustus 2023.
Biden, pada Rabu, 9 Agustus 2023, menandatangani perintah eksekutif yang memberi wewenang kepada Menteri Keuangan AS untuk melarang atau membatasi investasi AS di entitas Cina di tiga sektor: semikonduktor dan mikroelektronika, teknologi informasi kuantum, dan sistem kecerdasan buatan tertentu.
Pemerintah AS mengatakan langkah-langkah itu dirancang untuk mengatasi risiko keamanan nasional. Cina mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya sangat prihatin dengan langkah tersebut.
London baru-baru ini berusaha untuk menstabilkan hubungannya dengan Beijing setelah periode pergolakan atas isu-isu. Keduanya tegang soal aturan keamanan di Hong Kong dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uyghur di Xinjiang.
Menteri Luar Negeri James Cleverly menetapkan pendekatan baru Inggris pada April 2023. Menurutnya London akan berusaha melindungi dirinya sendiri dengan membatasi ancaman keamanan nasional yang ditimbulkan oleh Cina saat terlibat dalam bidang-bidang seperti perdagangan, investasi, dan perubahan iklim.
Sunak dan Biden menandatangani perjanjian baru untuk memperkuat aliansi keamanan historis antara kedua negara mereka pada Juni. Washington dan London berjanji untuk memperdalam hubungan ekonomi di bidang-bidang seperti teknologi canggih, energi bersih, dan mineral penting.
Data resmi menunjukkan bahwa Cina bukanlah tujuan yang signifikan untuk investasi asing Inggris, dengan angka mencapai 10,7 miliar pound atau setara US$ 13,6 miliar pada akhir 2021.
Angkanya lebih rendah dibandingkan dengan 461,4 miliar pound di Amerika Serikat. Investasi Inggris di Hong Kong mencapai 77,6 miliar pound.
REUTERS
Pilihan Editor: Topan Khanun Mulai Masuk Korea Selatan setelah Hantam Jepang