Khan membantah melakukan kesalahan.
Pemain kriket berusia 70 tahun yang menjadi politisi itu dituduh menyalahgunakan jabatan perdana menteri untuk membeli dan menjual hadiah milik negara yang diterima selama kunjungan ke luar negeri dan bernilai lebih dari 140 juta rupee Pakistan (sekitar Rp 7,4 miliar).
Tak bisa berpolitik lima tahun
Pakar hukum mengatakan vonis bersalah oleh pengadilan distrik dapat mengakhiri peluang Khan untuk berpartisipasi dalam pemilihan nasional yang harus diadakan sebelum awal November. Komisi Pemilihan Pakistan (ECP) juga mengeluarkan perintah bahwa Imran Khan dilarang berpolitik selama lima tahun pada Selasa, 8 Agustus 2023.
“Imran Ahmad Khan Niazi didiskualifikasi untuk periode lima tahun,” kata perintah tersebut. “Daerah pemilihan Khan kini lowong.”
Berdasarkan undang-undang Pakistan, seorang terpidana tidak dapat mencalonkan diri untuk jabatan publik mana pun untuk jangka waktu yang ditentukan oleh ECP, yang bisa sampai maksimal lima tahun sejak tanggal hukuman.
"Kami tahu ini tidak bisa dihindari," kata asisten Khan Zulfikar Bukhari kepada Reuters, mengatakan partainya akan menantang diskualifikasi di pengadilan tinggi.
"Kami sangat yakin itu keputusan itu akan bisa dibalikkan," katanya.