TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior dari sekitar 40 negara termasuk Amerika Serikat, China dan India bergabung dalam pembicaraan di Arab Saudi pada Sabtu, 5 Agustus 2023, yang diharapkan Kyiv dan sekutunya akan menghasilkan kesepakatan tentang prinsip-prinsip utama untuk mengakhiri perang Rusia Ukraina secara damai.
Pertemuan dua hari tersebut merupakan bagian dari dorongan diplomatik besar oleh Ukraina untuk membangun dukungan di luar pendukung intinya Barat dengan menjangkau negara-negara Global South yang enggan memihak dalam konflik yang telah memukul ekonomi global.
Tidak jelas apakah pembicaraan itu ditujukan untuk menghasilkan pernyataan bersama, dan utusan Ukraina untuk pertemuan itu mengatakan pembicaraan itu "akan sulit".
"Tapi di belakang kami adalah kebenaran, di belakang kami - kebaikan," kata utusan Andriy Yermak, kepala kantor Presiden Volodymyr Zelensky, dalam wawancara televisi yang diterbitkan Jumat malam, 4 Agustus 2023.
Rusia tidak hadir, meskipun Kremlin mengatakan akan mengawasi pembicaraan tersebut. Pejabat Ukraina, Rusia dan internasional mengatakan tidak ada prospek pembicaraan damai langsung antara Ukraina dan Rusia saat ini, dengan perang berkecamuk.
Zelensky mengatakan dia berharap pembicaraan itu akan mengarah pada pertemuan puncak perdamaian para pemimpin global untuk mendukung prinsip-prinsip dalam rencananya untuk penyelesaian, yang menuntut Rusia mengembalikan semua wilayah Ukraina dan penarikan semua pasukannya.
Pengekspor minyak utama dunia, Arab Saudi, yang telah mempertahankan kontak dengan kedua belah pihak sejak Rusia menginvasi Ukraina Februari lalu, telah memainkan peran dalam mengadakan pertemuan negara-negara yang tidak bergabung dalam pertemuan sebelumnya, kata para diplomat Barat.
China, yang tidak menghadiri putaran pembicaraan sebelumnya di Kopenhagen, mengirimkan Utusan Khusus untuk Urusan Eurasia Li Hui, kata Beijing pada Sabtu. China telah menjaga hubungan ekonomi dan diplomatik yang erat dengan Rusia sejak konflik dimulai dan telah menolak seruan untuk mengutuk Moskow.
"Kami memiliki banyak perbedaan pendapat dan kami telah mendengar posisi yang berbeda, tetapi penting bahwa prinsip kami sama," katanya.
Penasihat Keamanan Nasional India Shri Ajit Doval juga telah tiba di Jeddah untuk pembicaraan tersebut, kata kedutaan India di Riyadh di media sosial pada Sabtu. Seperti China, India telah menjaga hubungan dekat dengan Rusia dan menolak mengutuknya karena perang. Negara ini telah meningkatkan impor minyak Rusia.