TEMPO.CO, Jakarta - Dakwaan mantan Presiden Donald Trump atas upayanya untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilu 2020 mungkin belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Amerika, tetapi tampaknya tidak cukup menggoyahkan tekad pemilih Republik yang siap mendukung upayanya untuk masa jabatan baru di Gedung Putih.
Para pemilih tersebut tidak hanya siap untuk mendukung Trump dalam pemilihan presiden tahun depan - dia adalah kandidat terdepan untuk nominasi Partai Republik untuk menghadapi Presiden Demokrat Joe Biden - tetapi beberapa juga mengatakan mereka berencana ikut memberi donasi untuk pembelaan hukumnya terhadap apa yang mereka lihat sebagai penuntutan bermotif politik.
“Mereka ingin dia pergi, dan saya tahu mereka takut padanya," kata Robin Bartholomew, 66, dari Van Buren County, Iowa, negara bagian yang akan mengadakan kontes pencalonan Partai Republik pertama tahun depan. "Saya pikir semua dakwaan satu demi satu hanyalah untuk menyingkirkannya."
Jajak pendapat nasional telah lama menunjukkan dukungan luar biasa di kalangan Partai Republik untuk masa jabatan Trump yang baru. Lebih dari selusin pemilih Republik yang diwawancarai pada Rabu dengan suara bulat mengatakan bahwa dakwaan baru itu tidak akan memengaruhi pilihan pemilu 2024 mereka. Pemilih ini sepertinya menerima anggapan Trump bahwa dia menjadi sasaran Demokrat karena dia adalah ancaman politik.
"Ini semua politis," kata Bruce Silver, 68, seorang salesman dari Myrtle Beach, Carolina Selatan, negara bagian lain yang memberikan suara awal. "Dakwaan ini benar-benar konyol karena setiap orang memiliki kebebasan berbicara, dan dia tidak melakukan sesuatu yang ilegal sejauh yang saya ketahui."
Silver mengatakan dia menyumbang kepada Trump secara teratur dan bahwa dia "layak mendapat pembelaan yang baik."
Trump, 77, didakwa oleh dewan juri federal di Washington, Selasa, atas tuduhan bahwa dia berkonspirasi untuk menipu Amerika Serikat dengan bekerja sama dengan orang lain untuk mencoba memblokir sertifikasi kongres atas kemenangan Biden tahun 2020 dan mencabut hak pemilih untuk pemilihan yang adil.
Trump adalah mantan presiden AS pertama yang menghadapi tuntutan pidana. Dia mengaku tidak bersalah dalam kasus negara bagian New York yang melibatkan uang tutup mulut yang dibayarkan kepada bintang porno dan tuduhan federal bahwa dia salah menangani dokumen rahasia. Dia mungkin juga akan segera didakwa di Georgia juga atas tindakannya untuk membatalkan kekalahan pemilihannya.
Tuduhan tersebut telah memungkinkan Trump untuk terus menggambarkan dirinya sebagai korban perburuan penyihir politik dan menggalang pemilih ke sisinya sambil mendominasi liputan berita tentang ras Republik sampai-sampai saingannya hampir tidak bisa tampil di televisi.
Brian Demer, 45, seorang spesialis program dari Loudoun County, Virginia, menyebut dakwaan itu "hanya contoh lain dari mencoba mengalihkan perhatian warga dari apa yang sedang terjadi, sehingga tidak akan memengaruhi atau memengaruhi suara saya."
Namun, Demer mengatakan dia tidak akan menyumbang kepada Trump karena mengetahui dana tersebut dapat digunakan untuk biaya hukumnya.