TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan terima kasih kepada Korea Utara karena mendukung perang Ukraina. Ucapan itu diungkapkan Putin saat Pyongyang memamerkan kekuatan nuklirnya pada parade militer.
"Dukungan kuat Korea Utara untuk perang Rusia di Ukraina memperkuat tekad kedua negara untuk mengatasi negara-negara Barat," kata Putin dalam pidatonya kepada pejabat Korea Utara pada Kamis, 27 Juli 2023
Putin tidak merinci sifat dukungan Pyongyang dalam perang Rusia Ukraina, yang disebutnya "operasi militer khusus" itu. Namun para pejabat AS mengatakan tahun lalu bahwa Korea Utara menjual jutaan roket dan peluru artileri ke Rusia untuk digunakan di medan perang di Ukraina.
“Solidaritas dengan Rusia pada isu-isu utama internasional menyoroti kepentingan bersama,” kata Putin dalam pidatonya, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah.
Pernyataan pemimpin Rusia atas invasinya ke Ukraina tercantum dalam pesan ucapan selamat kepada Korea Utara pada peringatan 70 tahun gencatan senjata Perang Korea. Peringatan itu dikenal sebagai Hari Kemenangan di Utara.
Putin secara khusus mengutip pilot Soviet, yang diklaim “melakukan puluhan ribu penerbangan tempur” karena berkontribusi dalam “memusnahkan musuh. “Pengalaman bersejarah dari persahabatan yang agresif memiliki nilai-nilai luhur, dan berfungsi sebagai landasan yang dapat diandalkan untuk lebih mengembangkan hubungan antara Rusia dan Korea Utara di bidang politik, ekonomi, dan keamanan,” kata Putin, menurut KCNA.
Kantor berita itu tidak mengatakan apakah ucapan Putin ditujukan melalui rekaman video atau secara tertulis kepada pejabat Korea Utara. Perang Korea 1950-1953 adalah salah satu konflik internasional pertama di era Perang Dingin.
Pidato Putin disampaikan saat Pyongyang mengadakan parade militer besar-besaran yang menampilkan dua model rudal balistik antarbenua (ICBM) sebagai bagian dari peringatan gencatan senjata.
Rudal Hwasong-18, ICBM berbahan bakar padat terbaru Pyongyang, didorong ke Lapangan Kim Il Sung di ibu kota diikuti oleh Hwasong-17, ICBM berbahan bakar cair.
Ini bukan pertama kalinya Korea Utara memamerkan Hwasong-18, yang terakhir diklaim telah diluncurkan pada 12 Juli dengan waktu penerbangan 74 menit, terlama untuk ICBM Korea Utara.
Analis mengatakan rudal tersebut kemungkinan memiliki jangkauan untuk menargetkan seluruh daratan Amerika Serikat.
Saat pawai berlangsung di bawah, Korea Utara menerbangkan versi baru “drone pengintai strategis dan drone serang serbaguna” di atas kepala, menurut KCNA. Parade tersebut juga mengakhiri kunjungan ke Pyongyang oleh delegasi tingkat tinggi dari Rusia dan China.
CNN | REUTERS
Pilihan Editor: AS Umumkan Paket Senjata ke Taiwan US$ 345 juta, Bisa Bikin Cina Murka