TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin berencana mengunjungi China pada Oktober mendatang bertepatan dengan forum One Belt, One Road, kata penasihat kebijakan luar negeri Kremlin Yury Ushakov kepada wartawan pada Selasa, 25 Juli 2023, demikian dilaporkan kantor berita TASS.
China menjadi negara paling penting bagi Rusia sejak awal tahun lalu, ketika hubungan Barat yang sudah tegang dengan Moskow semakin memanas setelah Putin mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina.
Putin terakhir mengunjungi Beijing tepat sebelum invasi, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus", dan bersama dengan Presiden China Xi Jinping mengumumkan kemitraan "tanpa batas" yang telah meluas ke bidang ekonomi, perdagangan, politik, dan militer.
China menolak untuk menyalahkan Moskow atas perang Ukraina dan mengutuk sanksi Barat terhadap Rusia, bahkan ketika China mendapat untung dengan mengamankan diskon untuk minyak dan gas yang tidak lagi dijual Rusia ke Eropa, dan menyaksikan Rusia semakin menggunakan yuannya sebagai mata uang cadangan, bukan dolar AS.
Xi datang ke Moskow pada bulan Maret, menyegel serangkaian perjanjian ekonomi dan lainnya dengan Putin.
China mempresentasikan sebuah makalah di Moskow yang menyerukan de-eskalasi dan gencatan senjata di Ukraina, tetapi Kyiv dan sekutu Baratnya menolak rencana tersebut, dengan mengatakan itu akan mengunci keuntungan teritorial Rusia.
REUTERS
Pilihan Editor Top 3 Dunia: Kontroversi Film Oppenheimer, Rusia Serang Gudang Gandum, Rudal Korea Utara