Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menembak jatuh 28 pesawat tak berawak atau drone milik Ukraina di atas Krimea semalam. "Tujuh belas drone yang dikirim oleh pasukan Ukraina semalam dihancurkan dan 11 lainnya ditahan dengan cara elektronik," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Tidak ada korban jiwa atau kerusakan dalam serangan Rusia tersebut. Gubernur Krimea yang diangkat oleh Rusia, Sergei Aksyonov mengatakan di Telegram bahwa 28 drone telah jatuh atau dihancurkan pada malam hari. "Tidak ada korban," katanya.
Serangan drone di Krimea telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena Ukraina melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia. Pada 2014, Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina, sebuah langkah yang tidak diakui oleh komunitas internasional. Kyiv telah berulang kali mengatakan rencana untuk merebut kembali semenanjung itu.
Pesawat tak berawak menghantam satu-satunya jembatan yang menghubungkan Rusia ke Krimea pada Senin, dalam serangan mematikan terhadap rute pasokan vital yang diklaim oleh dinas keamanan Ukraina. Ledakan itu menghantam jembatan Kerch, saluran utama bagi pasukan Rusia di Ukraina, hanya beberapa jam sebelum kesepakatan penting untuk mengekspor biji-bijian Ukraina akan berakhir.
Serangan terhadap jembatan Krimea membuat Presiden Vladimir Putin murka. Putin menyebut Kementerian Pertahanan Rusia sedang mempersiapkan proposal untuk menanggapi serangan yang merusak jembatan Krimea.
Putin pada Senin, 17 Juli 2023, mengadakan pertemuan dengan pejabat nasional dan regional Rusia untuk menilai konsekuensi dari serangan kemarin. Menurutnya agresi itu adalah tindakan yang kejam dan tidak masuk akal. “Jembatan itu sudah lama tidak digunakan untuk transportasi militer,” kata Putin di akhir pertemuan video yang disiarkan televisi dan dilansir Reuters.
Jembatan Krimea itu merupakan proyek prestise yang dia lakukan setelah Rusia merebut dan kemudian secara sepihak mencaplok semenanjung di Laut Hitam dari Ukraina pada 2014. Ukraina telah berjanji untuk mengambil kembali Krimea, bersama dengan semua wilayah yang telah direbut Rusia sejak meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Moskow menyebut aksinya yang dimulai pada Februari 2022 sebagai "operasi militer khusus".
REUTERS
Pilihan Editor: Dikunjungi Erdogan, Arab Saudi Beli Drone Baykar Buatan Turki