TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menghentikan partisipasi dalam kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam beberapa jam setelah menuduh Kyiv bertanggung jawab atas ledakan di Jembatan Krimea, yang menewaskan sepasang suami istri dan melukai anak mereka, Senin, 17 Juli 2023.
Rusia menyebut ledakan itu sebagai serangan teroris, yang merusak jalur utama pasokan untuk pasukan Rusia di Ukraina dan proyek prestise kebanggan Presiden Vladimir Putin.
Ledakan dilaporkan terjadi sebelum fajar di jalan raya dan jembatan rel sepanjang 19 km yang menghubungkan Rusia ke Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.
Kremlin mengatakan penghentian perjanjian dengan penengah PBB dan Turki untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Rusia ke tetangganya itu, tidak ada hubungannya dengan serangan jembatan.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bagian dari paket kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang berkaitan dengan Rusia tidak terpenuhi, sehingga tidak berlaku lagi.
Kesepakatan itu, katanya, sudah tidak berlaku hari ini dan dihentikan. Rusia, katanya, akan kembali ke kesepakatan itu setelah persyaratan yang berkaitan dengan Rusia terpenuhi. Kesepakatan itu berakhir pada hari Senin, 17 Juli 2023.
Militer Ukraina mengatakan, serangan itu bisa jadi semacam provokasi oleh Rusia sendiri, tetapi media Ukraina mengutip sumber tak dikenal yang mengatakan bahwa Dinas Keamanan Ukraina berada di balik insiden itu.
REUTERS
Pilihan Editor Swatch Gugat Malaysia atas Penyitaan Arloji Edisi Peringatan LGBT