TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina telah menerima bom tandan, kata seorang juru bicara militer pada Kamis, 13 Juli 2023, kurang dari seminggu setelah Amerika Serikat mengumumkan akan mengirim bom semacam itu ke pasukan Ukraina. Seorang pejabat senior Pentagon juga telah mengkonfirmasi kabar ini, Kamis.
Valeryi Shershen, juru bicara komando militer Tavria di Ukraina selatan, membenarkan laporan CNN yang mengutip komandan pasukan Tavria yang mengatakan bahwa Ukraina baru saja menerima bom tandan tetapi belum menggunakannya.
Bom tandan "di tangan pasukan pertahanan kami," kata Shershen kepada televisi Ukraina tetapi memberikan sedikit rincian.
AS mengumumkan pada 7 Juli bahwa mereka akan mengirim bom tandan Kyiv sebagai bagian dari paket keamanan senilai US$800 juta yang dimaksudkan untuk memastikan pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina hampir 17 bulan lalu tidak dapat menghentikan serangan balasan Ukraina.
Bom tandan dilarang oleh lebih dari 100 negara. Mereka biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas. Yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama beberapa dekade.
Ukraina mengatakan akan menggunakan bom tandan hanya untuk "merebut kembali" wilayahnya dan tidak akan menggunakannya di daerah perkotaan. Presiden Volodymyr Zelensky mengulangi jaminan Ukraina selama KTT NATO pada Rabu.
Rusia, Ukraina, dan AS belum menandatangani Konvensi Bom Tandan, yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan, dan transfer senjata.
Keputusan untuk mengirim amunisi ke Ukraina telah ditentang oleh Spanyol dan Kanada, sementara Inggris mengatakan itu adalah bagian dari konvensi yang melarang penggunaan senjata. Beberapa anggota parlemen Demokrat juga menyampaikan keprihatinan mereka. Kedutaan Rusia di AS mengutuk keputusan tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor: Kurang Bukti, Dinas Rahasia AS Akhiri Penyelidikan Kokain di Gedung Putih