TEMPO.CO, Jakarta – ASEAN masih belum sepaham soal upaya mengatasi isu Myanmar saat para menteri luar negeri blok Asia Tenggara itu bertemu di Jakarta. Mereka bergumul ihwal rujukan mengenai masalah ini untuk mencapai komunike.
“Ini lumrah, namanya negosiasi, masih ada hari esok. Kita akan update perkembangannya. Don’t worry be happy,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi usai rangkaian pertemuan di Hotel Shangri-La pada Kamis, 13 Juli 2023, ketika ditanya soal kesepakatan bersama itu. Ia tidak menjawab saat ditanya mengenai isu apa yang dipermasalahkan.
Menteri luar negeri ASEAN diperkirakan mengeluarkan pernyataan bersama pada Rabu, tetapi hingga Kamis sore, masih belum ada tanda-tanda itu.
Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai kepada wartawan pada Kamis, menyebut komunike itu mungkin belum diselesaikan karena pasti rumit. Indonesia sebagai Ketua ASEAN, pada Rabu, 12 Juli 2023, mendesak para menteri luar negeri kelompok itu untuk tetap bersatu dalam mengatasi kekerasan yang meningkat di Myanmar.
ASEAN telah mendorong implementasi konsensus lima poin mencakup penghentian permusuhan, memungkinkan dialog inklusif, dan memberikan akses penuh ke bantuan kemanusiaan bagi Myanmar. Kesepakatan itu dicapai dengan junta tak lama setelah kudeta pada awal 2021. Sejauh ini usaha itu tanpa hasil.
Thailand bergerak sendiri untuk menyelesaikan krisis, yang menurut Don telah memberikan dampak keamanan yang memicu masalah lain ke negaranya, yang berbatasan langsung dengan Myanmar. Perpecahan ASEAN soal Myanmar menjadi sorotan ketika Thailand mengundang pejabat militer Naypydaw ke pertemuan di Pattaya pada bulan lalu untuk kembali menggandeng junta.
Sebagian besar anggota ASEAN menghindari pertemuan tersebut. Thailand, Kamboja, Laos, dan Vietnam terlibat dengan junta dalam pembicaraan informal tahun lalu. Sedangkan Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina menolak berpartisipasi.
Komunike akhirnya disepakati Kamis, jelang larut malam. Dikatakan, ASEAN "menegaskan kembali posisi bersatu bahwa Konsensus Lima Poin (5PC) tetap menjadi acuan utama kami untuk mengatasi krisis politik di Myanmar."
Komunike pertemuan menteri luar negeri menyebut, sejumlah Negara Anggota ASEAN memandang aktivitas Thailand baru-baru ini di Myanmar sebagai perkembangan positif. Tidak disebutkan pertemuan Menteri Luar Negeri Thailand dengan Aung San Suu Kyi.
Peneliti senior di bidang Hubungan Internasional dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Dewi Fortuna Anwar saat dihubungi Tempo pada Kamis, 13 Juli 2023, menilai langkah Thailand dalam menggandeng junta itu jelas mengerdilkan usaha ASEAN. Menurutnya blok memang perlu menekankan komitmen memperkuat implementasi konsensus, terlepas ada negara anggota yang mengambil prakarsa sendiri.
Malaysia, pengkritik vokal junta, mendesak ASEAN mengutuk keras tindakan junta, termasuk kekerasan. Menteri Luar Negeri Zambry Abdul Kadir dalam pernyataan Rabu malam, mengatakan setiap upaya perdamaian harus mematuhi konsensus lima poin dan tidak boleh dilakukan sendirian.
Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar atau NUG telah meminta ASEAN untuk tidak terlibat dengan junta kecuali jika semua tahanan politik dibebaskan. Sementara ASEAN berpegang teguh pada konsensus perdamaian.
Sejumlah analis menyerukan pada ASEAN agar mengeksplorasi jalan lain, termasuk memperpanjang masa jabatan utusan khusus ke Myanmar lebih dari satu tahun.
Tidak ada perwakilan Myanmar yang hadir dalam pertemuan di Jakarta pada pekan ini. Junta dilarang dari rapat tingkat tinggi ASEAN karena kurangnya kemajuan implementasi konsensus lima poin.
ASEAN juga minggu ini mengadakan pertemuan dengan utusan dari Amerika Serikat, China, Rusia dan mitra utama lainnya. Diplomat senior Cina Wang Yi menghadiri pertemuan perwakilan dari ASEAN, Jepang dan Korea Selatan pada Kamis, 13 Juli 2023.
Wang Yi dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tetapi tidak jelas kapan pertemuan itu akan berlangsung. Persamuhan ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian interaksi antara kekuatan dua negara adidaya.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Thailand: Indonesia Tak Paham, Kami Terdampak Krisis Myanmar
Catatan: kami menambahkan keterangan mengenai komunike khususnya pembahasan soal Myanmar dan sikap ASEAN dalam menyelesaikan konflik itu. Pernyataan bersama diterima Tempo pada Kamis, 13 Juli 2023, pukul 23.04. Tepatnya satu jam lebih setelah artikel ini tayang.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.