TEMPO.CO, Jakarta – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mengusulkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperpanjang kesepakatan inisiatif biji-bijian Laut Hitam. Sebagai imbalanya, lembaga global itu disebut menawarkan menghubungkan anak perusahaan bank pertanian Rusia ke SWIFT sistem pembayaran internasional.
Dua sumber yang mengetahui diskusi tersebut kepada Reuters mengatakan Guterres telah mengusulkan kepada Putin agar Rusia mengizinkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam berlanjut selama beberapa bulan. Ia meminta Moskow memberikan waktu kepada UE untuk menghubungkan anak perusahaan Rosselkhozbank dengan SWIFT.
Guterres mengirim surat kepada Putin pada Selasa, 11 Juli 2023, mengusulkan jalan ke depan untuk lebih memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia. Ia juga ingin memastikan kelanjutan pengiriman biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam.
"Tujuannya adalah untuk menghilangkan rintangan yang mempengaruhi transaksi keuangan melalui Bank Pertanian Rusia, perhatian utama yang diungkapkan oleh Federasi Rusia, dan secara bersamaan memungkinkan aliran lanjutan biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan di PBB, Rabu, 12 Juli 2023..
Rusia mengancam akan membatalkan kesepakatan biji-bijian karena beberapa permintaan untuk mengirimkan biji-bijian dan pupuknya sendiri ke luar negeri belum dipenuhi. Kesepakatan akan berakhir pada Senin mendatang. Dua kapal terakhir yang berlayar di bawah perjanjian Laut Hitam saat ini sedang memuat kargo di pelabuhan Ukraina Odesa menjelang batas waktu.
Permintaan utama Moskow adalah penyambungan kembali bank pertanian Rusia Rosselkhozbank ke jaringan pembayaran internasional SWIFT. Itu dipotong oleh Uni Eropa pada Juni 2022 karena invasi Rusia ke Ukraina. Seorang juru bicara UE mengatakan pada Mei bahwa UE tidak mempertimbangkan untuk memulihkan bank-bank Rusia.
Namun, UE sedang mempertimbangkan untuk menghubungkan ke SWIFT, anak perusahaan Rosselkhozbank untuk mengizinkan transaksi biji-bijian dan pupuk secara khusus, tiga sumber yang akrab dengan diskusi mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu. Komisi Eropa tidak segera menanggapi permintaan komentar.