TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel menyerang kota Jenin dengan serangan drone selama operasi pada Senin, 3 Juli 2023, yang mencakup ratusan tentara dan memulai baku tembak yang berlangsung hingga pagi hari, menewaskan sedikitnya lima orang dalam eskalasi besar kekerasan di Tepi Barat.
Dengan drone yang jelas terdengar di atas kepala dan suara tembakan dan bahan peledak terdengar di seluruh kota beberapa jam setelah serangan, Brigade Jenin, sebuah unit yang terdiri dari kelompok-kelompok militan yang berbasis di kamp pengungsi kota yang padat, mengatakan sedang melawan pasukan Israel dan menembak jatuh salah satu drone.
Setidaknya enam drone terlihat berputar-putar di atas kota itu dan kamp terdekat, sebuah area padat yang menampung sekitar 14.000 pengungsi dalam kurang dari setengah kilometer persegi.
Kamp tersebut telah menjadi pusat meningkatnya kekerasan di Tepi Barat. Selama lebih dari setahun, serangan tentara di kota-kota seperti Jenin telah dikaitkan dengan serangkaian serangan mematikan oleh warga Palestina terhadap warga Israel dan amukan massa pemukim Israel terhadap desa-desa Palestina.
"Apa yang terjadi di kamp pengungsi adalah perang nyata," kata sopir ambulans Palestina, Khaled Alahmad, menggambarkan pertempuran Senin. "Ada serangan dari langit yang menargetkan kamp, setiap kali kami masuk, sekitar lima hingga tujuh ambulans dan kami kembali penuh dengan orang-orang yang terluka."
Kementerian kesehatan Palestina mengonfirmasi sedikitnya lima orang telah tewas dan 27 terluka di Jenin, sementara seorang pria lainnya tewas di kota Ramallah setelah ditembak di kepala di sebuah pos pemeriksaan.
Militer Israel mengatakan pasukannya menyerang sebuah bangunan yang berfungsi sebagai pusat komando bagi para pejuang dari Brigade Jenin dalam apa yang digambarkan sebagai upaya kontraterorisme yang luas.
Hingga 21 Juni, ketika melakukan serangan di dekat Jenin, militer Israel tidak pernah menggunakan serangan drone di Tepi Barat sejak 2006. Namun meningkatnya skala kekerasan dan tekanan pada pasukan darat berarti taktik semacam itu dapat berlanjut, kata seorang juru bicara militer.
"Kami benar-benar tegang," katanya kepada wartawan. "Itu karena skalanya. Dan sekali lagi, dari persepsi kami, ini akan meminimalkan gesekan," katanya, seraya mengatakan serangan itu didasarkan pada "intelijen yang tepat".
Besarnya serangan itu menggarisbawahi pentingnya kubu Jenin dalam kekerasan yang melonjak di Tepi Barat yang diduduki.
Ratusan pejuang dari kelompok militan termasuk Hamas, Jihad Islam dan Fatah bermarkas di kamp pengungsi, dipersenjatai dengan serangkaian senjata yang diselundupkan ke Tepi Barat atau dicuri dari pasukan Israel, dan gudang alat peledak yang terus bertambah.
Pasukan Israel mengatakan mereka menyita peluncur roket rakitan dan menyerang fasilitas produksi senjata dan penyimpanan bahan peledak.