TEMPO.CO, Jakarta - Kepala tentara bayaran Rusia Yevgeny Prigozhin, Selasa, 20 Juni 2023, mengeluh bahwa sebagian besar pejuangnya belum menerima medali yang dijanjikan oleh Presiden Vladimir Putin untuk peran mereka dalam pertempuran paling berdarah perang Ukraina, putaran terbaru dalam perseteruan dengan petinggi.
Tentara swasta Grup Wagner mempelopori serangan di kota timur Bakhmut, yang direbut bulan lalu oleh pasukan Rusia setelah sembilan bulan pertempuran.
Putin memberi selamat kepada Grup Wagner dan tentara Rusia saat itu dan mengatakan bahwa semua orang yang menonjol akan mendapatkan penghargaan negara.
Tapi Prigozhin, yang secara terbuka menuduh Kementerian Pertahanan dan kepemimpinannya tidak kompeten dan gagal memasok pasukannya secara memadai, mengatakan sebagian besar anak buahnya tidak diberi penghargaan.
"Dari penghargaan negara untuk Bakhmut, hanya bintang Pahlawan Rusia yang diterima. Tidak ada yang diberikan kepada para pejuang, sebagian besar pejuang. Daftarnya ada di Kementerian Pertahanan," katanya dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor persnya.
"Menurut informasi saya, ada keributan tentang penandatanganan penghargaan. Semua orang sudah lupa bahwa mereka bertempur dan mati di sana," tambah Prigozhin, menuduh para jenderal malah "menghiasi diri dengan pernak-pernik".
Tidak ada reaksi langsung atas kritiknya dari Kementerian Pertahanan yang mengabaikan keluhannya secara terbuka.
Ledakan kemarahannya terjadi saat dia tetap terkunci dalam kebuntuan dengan Kementerian Pertahanan atas perintah kelompok tentara bayaran seperti dia untuk menandatangani kontrak formal dengan kementerian sebelum 1 Juli.
Langkah tersebut akan lebih mengintegrasikan Wagner dan Prigozhin ke dalam struktur komando Kementerian Pertahanan di posisi bawahan.
Prigozhin awalnya menolak untuk menandatangani apa pun, dan mengatakan, tanpa memberikan perincian, bahwa dia sendiri yang mengusulkan kontrak alternatif.
REUTERS
Pilihan Editor: 77 Tahun Xanana Gusmao, Ini Profil Presiden Pertama Timor Leste