TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap proposal damai perang Ukraina yang disorongkan para pemimpin Afrika banyak poin yang keliru. Rencana itu juga sebagian besar telah ditolak oleh Kyiv.
Putin, pada Sabtu, 17 Juni 2023, membuka pembicaraan dengan perwakilan dari Senegal, Mesir, Zambia, Uganda, Republik Kongo, Komoro dan Afrika Selatan di istana dekat St Petersburg. Ia menekankan komitmen Rusia untuk benua itu. Akan tetapi setelah presentasi dari presiden Komoro, Senegal, dan Afrika Selatan, Putin menantang asumsi rencana damai soal Ukraina. Dia menegaskan kembali posisinya kalau Ukraina dan sekutu Baratnya telah memulai konflik jauh sebelum Rusia mengirim angkatan bersenjatanya ke perbatasan pada Februari tahun lalu - argumen yang dibantah kubu seberang.
Baca Juga:
Dokumen ‘langkah-langkah membangun kepercayaan’ dari Afrika seperti dikutip Reuters, mencantumkan sejumlah tindakan yang dapat diusulkan oleh para pemimpin benua sebagai bagian dari tahap pertama keterlibatan mereka dengan pihak-pihak yang bertikai.
“Konflik, serta sanksi yang diberikan kepada Rusia oleh mitra dagang utama Benua (Afrika), berdampak buruk pada ekonomi dan mata pencaharian Afrika,” katanya.
Langkah-langkah itu dapat mencakup penarikan pasukan Rusia, penghapusan senjata nuklir taktis dari Belarusia, penangguhan pelaksanaan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional yang menargetkan Putin, dan keringanan sanksi. Dalam dokumen itu disebutkan pula kesepakatan penghentian permusuhan dapat mengikuti dan perlu disertai dengan negosiasi antara Rusia dan negara-negara Barat.
Putin menuding Barat, bukan Rusia, yang bertanggung jawab atas kenaikan tajam harga pangan global awal tahun lalu yang telah memukul Afrika dengan sangat keras.
Presiden Rusia mengatakan kepada delegasi bahwa ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam yang diizinkan Rusia selama setahun terakhir tidak melakukan apa pun untuk meringankan kesulitan Afrika. Harga pangan yang tinggi karena sebagian besar telah pergi ke negara-negara kaya.
Presiden Putin juga mengatakan negaranya tidak pernah menolak pembicaraan dengan pihak Ukraina, yang telah diblokir oleh Kyiv. Moskow, bagaimanapun, telah berulang kali mengatakan perdamaian apa pun harus memungkinkan untuk "realitas baru", yang berarti aneksasi yang diumumkan atas lima provinsi Ukraina, empat di antaranya hanya dikontrol sebagian - garis merah untuk Kyiv.
Sebelumnya pada Jumat, 16 Juni 2023, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu delegasi pemimpin Afrika di Kyiv. Menurutnya, pembicaraan damai harus meminta Moskow untuk menarik pasukannya dari wilayah Ukraina yang diduduki.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dalam sambutannya di televisi menyebut Moskow berbagi pendekatan utama dari rencana Afrika, tetapi juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip oleh kantor berita Rusia mengatakan hal itu sulit untuk direalisasikan.
Peskov mengatakan Putin telah menunjukkan minat pada rencana tersebut, yang 10 poinnya dikemukakan oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam presentasinya, dan Rusia akan melanjutkan dialog dengan negara-negara Afrika. Lavrov mengatakan mereka tidak membawa pesan apa pun kepada pemimpin Rusia dari Zelensky.
Putin mengatakan Moskow terbuka untuk dialog konstruktif dengan siapa pun yang ingin membangun perdamaian berdasarkan prinsip keadilan dan pengakuan atas kepentingan sah para pihak. Belum ada kabar langsung mengenai pembicaraan bilateral Ramaphosa dan Putin. Johannesburg akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak atau KTT BRICS yang menampilkan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Sejak Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC mendakwa Putin pada Maret atas tuduhan kejahatan perang, Afrika Selatan, sebagai anggota pengadilan, berada dalam posisi yang canggung karena wajib menangkapnya jika dia menginjakkan kaki di sana. Rusia membantah dakwaan tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor: Kota Rusia Berlakukan Keadaan Darurat Setelah Serangan Drone Hantam Apartemen
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.