TEMPO Interaktif, Jakarta: Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva kemarin Rabu (29/4) mengumumkan negaranya telah kehilangan devisa dari sektor turisme sekitar Rp 31 triliun akibat dilanda gelombang demontrasi anti pemerintah yang berakhir dengan kekacauan selama bulan April ini.
Sekitar Rp 2 triliun merupakan kehilangan akibat kerusakan berbagai fasilitas pelayanan publik, kata Abhisit. Demonstrasi 'berkaus merah' yang merupakan pendukung mantan Perdana Menteri Taksin Sinawatra, yang anti pemerintah pimpinan Abhisit, 11 April 209 lalu telah berhasil menggagalkan pertemuan puncak para pemimpin Asia Tenggara di wilayah turisme Pattaya, selatan Bangkok. Peristiwa yang amat mencoreng muka pemerintah Thailnad. Akibat kekacauan ini, pemerintahan Abhisit terpaksa harus menyatakan negara dalam status darurat selama dua minggu.
Akhir kekacauan yang diakhiri dengan bentrok antara demonstran dengan tentara ini membawa korban sekitar 3 orang demonstran tewas dan 123 orang terluka.
"Jumlah turis berkurang 877.474 dari jumlah yang semula kita targetkan, " ujar Abhisit.
Sejumlah fasilitas milik pemerintah seperti jaringan listrik, telepon, sarana transportasi rusak berat selama masa-masa mencekam ini. Minggu lalu, pemerintah Thaiand meramalkan sekitar 3,2 juta calon wisatawan menunda rencana kepergiannya ke Thailand akibat peristiwa kekacauan itu. Tiap tahun, Thailand diramalkan kedatangan tak kurang dari 14,1 juta wisatawan, tujuan wisatawan paling populer di kawasan Asia Tenggara.
AFP l WAHYUW