TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 216 penumpang dan 16 awak pesawat Air India rute New Delhi-San Fransisco, yang mendarat darurat di sebuah bandara kecil di Rusia karena kerusakan mesin, akhirnya bisa melanjutkan perjalanan setelah terdampar dua hari.
Air India mengatakan pada hari Kamis bahwa penerbangan pengganti telah lepas landas dari Magadan Rusia ke San Francisco, membawa semua penumpang dan awak. Penerbangan diharapkan tiba di San Francisco pada pukul 12:15 Kamis dini hari PDT (Jumat siang WIB), kata maskapai dalam unggahan di Twitter seperti dikutip Reuters, Kamis, 8 Juni 2023.
Air India telah memobilisasi dukungan tambahan di bandara San Francisco untuk melakukan formalitas izin bagi penumpang pada saat kedatangan. Air India mengirim pesawat ke Rusia pada hari Rabu untuk menjemput penumpang yang penerbangan Delhi-ke-San Francisco dialihkan ke Rusia setelah pesawat Boeing 777 mereka mengalami masalah mesin, Selasa, 6 Juni 2023.
Lebih dari 216 penumpang dan 16 awak di dalam maskapai yang terlantar ditempatkan di akomodasi darurat, mengingat keterbatasan infrastruktur di bandara Magadan yang terpencil, kata maskapai itu dalam pernyataan sebelumnya.
Menurut laporan Mirror, ratusan penumpang itu ditempatkan di beberapa ruang kelas dan tidur di atas kasur tipis dengan selimut. "Mengingat keterbatasan infrastruktur di sekitar bandara terpencil, kami dapat mengonfirmasi bahwa semua penumpang akhirnya dipindahkan ke akomodasi darurat, setelah melakukan upaya tulus untuk mengakomodasi penumpang di hotel lokal dengan bantuan otoritas pemerintah setempat," kata Air India
"Karena kami tidak memiliki staf Air India yang berbasis di kota terpencil Magadan atau di Rusia, semua dukungan darat yang diberikan kepada penumpang adalah yang terbaik dalam situasi yang tidak biasa ini."
Pada hari Rabu maskapai mengumumkan penerbangan pengganti telah diberangkatkan dan diharapkan mendarat pukul 15.30 waktu setempat pada hari Rabu, 7 Juni.
Girvaan Singh Kahma, 16 tahun, melakukan perjalanan bersama paman dan saudara laki-lakinya. Dia mengatakan mereka dilarang meninggalkan asrama tempat mereka tinggal di Magadan dan tidak dapat menggunakan kartu kredit untuk membeli barang karena sanksi atas perang Rusia di Ukraina.
“Satu setengah hari pertama sangat sulit bagi kami semua,” katanya. “Cuaca naik 3 sampai 4 derajat (Celcius) di pagi hari, dan di malam hari sangat dingin,” katanya, dan menambahkan bahwa makanan dan tempat tidur yang diberikan membaik.
“Tentara Rusia, polisi Rusia, pihak berwenang, semua orang yang bekerja di asrama telah memperlakukan kami dengan sangat baik,” katanya.
Seorang penumpang yang terlantar mengatakan kepada penyiar India NDTV bahwa banyak warga AS khawatir karena ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat. "Ada banyak orang yang tegang di sini," katanya.
Banyak maskapai AS dan Eropa berhenti terbang di atas Rusia setelah larangan dikeluarkan sebagai pembalasan atas sanksi karena invasi Ukraina.
Video yang dibagikan di media sosial memperlihatkan penumpang tidur di kasur tipis di lantai ruang kelas. Menanggapi tweet yang membagikan video tersebut, maskapai mengatakan: "Kami memahami situasinya."
REUTERS | MIRROR
Pilihan Editor Spesifikasi Canggih Jet Tempur Su-35 Rusia untuk Iran