TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah-sekolah di seluruh Pantai Timur AS membatalkan kegiatan di luar ruangan, lalu lintas penerbangan melambat dan jutaan orang Amerika diminta untuk tetap tinggal di dalam rumah, Rabu, 7 Juni 2023, karena asap dari kebakaran hutan Kanada melayang ke selatan, menyelimuti kota-kota dengan kabut tebal berwarna kuning.
Kantor Cuaca Nasional AS mengeluarkan peringatan kualitas udara untuk hampir seluruh pesisir Atlantik. Pejabat kesehatan dari Vermont hingga South Carolina, Ohio dan Kansas memperingatkan penduduk bahwa menghabiskan waktu di luar rumah dapat menyebabkan gangguan pernapasan karena tingginya tingkat partikel halus di atmosfer.
"Sangat penting bagi orang Amerika yang mengalami polusi udara berbahaya, terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan, mendengarkan otoritas setempat untuk melindungi diri mereka sendiri dan keluarga mereka," kata Presiden Joe Biden di Twitter.
Kantor ramalan cuaca swasta AS AccuWeather mengatakan kabut tebal dan jelaga yang membentang dari ketinggian tinggi ke permukaan tanah menandai wabah asap kebakaran hutan terburuk yang menyelimuti AS Timur Laut dalam lebih dari 20 tahun.
Cakrawala New York yang terkenal, biasanya terlihat bermil-mil, tampak menghilang dalam selubung asap dunia lain, yang menurut beberapa penduduk membuat mereka merasa tidak enak badan.
"Asap membuat sulit bernapas," kata Mohammed Abass saat dia berjalan menyusuri Broadway di Manhattan. "Saya telah dijadwalkan untuk tes jalan untuk mengemudi, untuk SIM saya hari ini, dan itu dibatalkan."
Udara berasap sangat berat bagi orang-orang yang bekerja keras di luar ruangan, seperti Chris Ricciardi, pemilik Neighbor's Envy Landscaping di Roxbury, New Jersey. Dia mengatakan dia dan krunya membatasi jam kerja dan mengenakan masker yang mereka gunakan khusus untuk serbuk sari yang banyak.
“Kami tidak memiliki kemewahan untuk berhenti bekerja,” katanya. “Kami ingin tetap meminimalkan paparan asap, tetapi apa yang bisa kami lakukan?”
Angel Emmanuel Ramirez, 29, seorang fashion stylist di outlet Givenchy di Manhattan, mengatakan dia dan rekan kerjanya mulai merasa sakit dan menutup toko lebih awal ketika mereka menyadari bau asap memenuhi toko.
"Asapnya begitu intens, Anda akan mengira kebakaran terjadi tepat di seberang sungai, bukan di Kanada," kata Ramirez.