TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 100 korban kecelakaan kereta di India belum dikenali identitasnya, sehingga keluarga korban tinggal berharap pada hasil tes DNA.
"Kami tidak punya pilihan selain melakukan tes DNA untuk menentukan tubuh siapa itu. Seluruh proses memakan waktu sangat lama. Saya harap kami dapat segera mengklaim jenazahnya," kata Mohammed Imam Ul Haq, salah keluarga korban, yang sedang mencari jasad kakak laki-lakinya, Selasa, 6 Juni 2023.
Ia sudah berhari-hari menunggu di All India Institute of Medical Sciences di ibu kota Odisha, Bhubaneswar, menunggu kepastian.
Ia berhasil mengenali tubuh keponakannya dari banyak mayat yang terbaring di rumah sakit kota setelah kecelakaan kereta api terburuk di India dalam dua dekade pada hari Jumat lalu.
Saudara laki-laki Haq dan dua keponakannya berada di Coromandel Express, salah satu dari tiga kereta yang bertabrakan di distrik Balasore di negara bagian timur Odisha. Insiden itu menyebabkan 275 orang tewas dan lebih dari 1.200 terluka.
Bagi Haq, dari negara bagian timur Bihar, tragedi itu berlipat ganda. Karena saudara laki-lakinya masih hilang, jenazah yang katanya adalah keponakannya yang berusia 12 tahun juga diklaim oleh keluarga lain.
Hampir seratus jenazah masih belum diklaim di beberapa rumah sakit dan kamar mayat di seluruh Odisha hingga Senin malam, kata para pejabat.
Pihak berwenang telah mengambil sampel DNA dari semua mayat di rumah sakit di seluruh negara bagian, kata pejabat polisi senior Prateek Singh kepada wartawan, Selasa.
"Dalam kasus di mana ada banyak yang mengklaim, kami telah mengambil sampel DNA dari anggota keluarga dan kami akan mengawetkan jenazah sampai DNA cocok," kata Singh kepada media lokal.
Kereta tersebut memiliki penumpang dari beberapa negara bagian dan pejabat dari tujuh negara bagian - Assam, Bihar, Jharkhand, Benggala Barat, Tamil Nadu, Karnataka dan Andhra Pradesh - berada di Balasore untuk membantu keluarga mengambil jenazah anggota keluarga dan membawanya pulang, kata Singh.
Keluarga yang putus asa menjelajahi rumah sakit dan kamar mayat untuk mencari orang yang mereka cintai, tetapi kondisi mayat membuat identifikasi menjadi tantangan.
"Kami adalah Muslim, anak laki-laki disunat saat lahir; namun, kondisi tubuh tidak dalam kondisi untuk memeriksanya," kata Haq tentang sisa-sisa yang dia yakini sebagai keponakannya.
Pihak berwenang India minta keluarga korban membantu mengidentifikasi lebih dari 100 mayat yang belum diketahui identitasnya.
Bencana tersebut terjadi pada hari Jumat, ketika sebuah kereta penumpang menabrak sebuah kereta barang yang tidak bergerak, melompati rel dan menabrak kereta penumpang lain yang melintas dari arah berlawanan di dekat distrik Balasore di negara bagian timur Odisha.
Bijay Kumar Mohapatra, direktur kesehatan Odisha, mengatakan pihak berwenang mencoba mencari pendingin untuk membantu mengawetkan jenazah.
"Kecuali mereka teridentifikasi, otopsi tidak dapat dilakukan," kata Mohapatra, menjelaskan bahwa di bawah peraturan negara bagian Odisha tidak ada otopsi yang dapat dilakukan pada jenazah yang tidak diklaim hingga 96 jam berlalu.
REUTERS
Pilihan Editor Rusia Sambut Baik Usulan Prabowo Soal Solusi Damai dengan Ukraina