TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina mulai membuat peraturan kecerdasan buatan di negaranya. Hal ini diungkapkan oleh orang terkaya di dunia Elon Musk pada Senin, 5 Juni 2023, setelah ia bertemu dengan para pejabat saat berkunjung ke Cina.
Elon Musk tidak merinci lebih jauh. Ia membuat pernyataannya di Twitter Space dengan calon presiden dari Partai Demokrat Robert F Kennedy Jr pada Senin.
"Perlu dicatat bahwa dalam perjalanan saya baru-baru ini ke Cina , saya menemui pimpinan senior di sana. Saya pikir kami memiliki beberapa diskusi yang sangat produktif tentang risiko kecerdasan buatan, dan perlunya pengawasan dan regulasi," kata Elon Musk, pemilik Twitter dan CEO Tesla.
"Pemahaman saya dari percakapan itu adalah bahwa Cina akan memulai regulasi AI."
Elon Musk berkunjung ke Shanghai pada Kamis pekan lalu. Ia melakukan perjalanan dua hari ke Cina dengan menemui pejabat senior pemerintah termasuk wakil perdana menteri.
Elon Musk bertemu dengan menteri luar negeri, perdagangan, dan industri Cina di Beijing. Dia juga bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Cina Ding Xuexiang pada Rabu, pekan lalu kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Regulator dunia maya Cina merancang langkah-langkah mengelola layanan intelijen buatan AI pada April lalu. Cina mengatakan ingin perusahaan menyerahkan penilaian keamanan kepada pihak berwenang sebelum meluncurkannya ke publik.
Beberapa pemerintah sedang mempertimbangkan bagaimana mengurangi bahaya dari teknologi kecerdasan buatan. AI telah mengalami ledakan investasi dan popularitas konsumen dalam beberapa bulan terakhir setelah peluncuran ChatGPT OpenAI.
Pada April, Cyberspace Administration of Cina (CAC) mengatakan bahwa Cina mendukung inovasi dan aplikasi kecerdasan buatan serta mendorong penggunaan perangkat lunak, peralatan, dan sumber daya data yang aman dan andal. Namun konten yang dihasilkan oleh AI generatif harus sejalan dengan nilai-nilai inti sosialis di Cina.
REUTERS
Pilihan Editor: Robert Hanssen, Agen FBI yang 20 Tahun Jadi Mata-mata Rusia Tewas di Penjara