TEMPO.CO, Jakarta - Investigasi resmi atas kecelakaan kereta di India yang paling mematikan dalam lebih dari dua dekade dimulai pada Senin 5 Juni 2023.
Seperti dilansir Reuters, ini setelah temuan awal menunjukkan kegagalan sinyal sebagai kemungkinan penyebab tabrakan India yang menewaskan sedikitnya 275 orang dan melukai 1.200 orang.
Bencana terjadi pada Jumat malam ketika sebuah kereta penumpang menabrak sebuah kereta barang yang tidak bergerak, melompati rel dan menabrak kereta penumpang lain yang melintas dari arah berlawanan di dekat distrik Balasore, di negara bagian Odisha.
Menyusul upaya tanpa henti untuk menyelamatkan para penyintas, dan membersihkan serta memperbaiki jalur, kereta kembali beroperasi di bagian jalur itu pada Minggu malam.
Rekaman video yang diambil pada Senin pagi oleh mitra Reuters, ANI, menunjukkan sebuah kereta melintas perlahan di kompartemen yang tergelincir dan hancur, sementara pekerjaan perbaikan berlanjut di sisi rel.
Sekitar 120 kilometer utara, di Kharagpur, di negara bagian Benggala Barat, petugas kereta api dan saksi berkumpul untuk menyerahkan bukti pada penyelidikan dua hari, yang dipimpin oleh A.M. Chowdhary, komisaris keselamatan kereta api untuk lingkar tenggara India.
"Beberapa pejabat dan saksi telah bergabung dalam penyelidikan. Penyelidikan sedang dilakukan," kata seorang pejabat kereta api senior kepada Reuters, saat petugas memeriksa dokumen yang diserahkan untuk diperiksa.
Dewan Perkeretaapian India, badan eksekutif puncak, telah merekomendasikan agar Biro Investigasi Pusat mengambil alih penyelidikan penyebab bencana tersebut.
"Kita harus bergerak menuju normalisasi... Tanggung jawab kita belum berakhir," kata Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw kepada wartawan.
Investigasi awal menunjukkan Coromandel Express, menuju selatan ke Chennai dari Kolkata, keluar dari jalur utama dan memasuki jalur melingkar – jalur samping yang digunakan untuk memarkir kereta – dengan kecepatan 128 kilometer per jam, menabrak kereta barang yang diparkir di jalur lingkaran.
Tabrakan itu menyebabkan mesin dan empat atau lima gerbong pertama Coromandel Express melompati rel, terguling dan menabrak dua gerbong terakhir kereta Yeshwantpur-Howrah yang menuju ke arah berlawanan dengan kecepatan 126 kilometer per jam di jalur utama kedua.
Beberapa rute kereta di bagian kecelakaan tetap dibatalkan pada Senin, tetapi Coromandel Express tujuan Chennai akan melanjutkan perjalanannya pada pukul 14:50. untuk pertama kalinya setelah kecelakaan Jumat, kata seorang juru bicara kereta api.
"Okupansi penumpang hampir 99%," kata Aditya Chaudhary, kepala humas Kereta Api Tenggara, kepada Reuters.
Pilihan Editor: Detik-detik Kecelakaan Kereta di India, Korban: Ada Suara Ledakan, Lalu Semua Gelap
REUTERS