TEMPO.CO, Jakarta - Hampir separuh pemilih Australia mendukung proposal untuk memasukkan badan penasihat Pribumi sebagai wujud pengakuan terhadap suku Aborigin ke konstitusi dalam referendum akhir tahun ini, demikian hasil jajak pendapat terbaru, Senin, 5 Juni 2023.
Sekitar 46% akan memilih ya untuk badan penasihat baru, yang disebut "Suara untuk Parlemen" Pribumi, sementara 43% akan memilih tidak, menurut survei Newspoll yang diterbitkan di surat kabar Australia.
Sekitar 11% mengatakan mereka tidak tahu atau ragu-ragu.
Penduduk Aborigin dan Kepulauan Selat Torres, yang berjumlah sekitar 3,2% dari hampir 26 juta penduduk Australia, berada di bawah rata-rata nasional pada sebagian besar ukuran sosio-ekonomi dan tidak disebutkan dalam konstitusi berusia 122 tahun. Mereka dipinggirkan oleh penguasa kolonial Inggris dan tidak diberi hak suara hingga tahun 1960-an.
Jajak pendapat dilakukan hanya beberapa hari setelah undang-undang referendum menyelesaikan rintangan parlementer pertamanya saat disahkan di Dewan Perwakilan Rakyat.
Ini adalah survei pertama untuk menjajaki pemilih tentang pertanyaan yang tepat yang akan mereka hadapi di kotak suara saat referendum diadakan antara Oktober dan Desember 2023.
Pemerintah Perdana Menteri Anthony Albanese mendukung referendum dan mempertaruhkan modal politik yang signifikan untuk itu. Sejumnlah kalangan termasuk beberapa perusahaan besar telah mengumumkan dukungan untuk kampanye tersebut.
Tetapi dukungan untuk kampanye tersebut telah menurun dalam beberapa minggu terakhir. Jajak pendapat lain bulan lalu menemukan suara ya turun menjadi 53% dari 58% awal tahun ini.
Kelompok yang menentang perubahan konstitusi memperkuat kampanye mereka dan mendesak orang untuk memilih 'Tidak' dalam referendum. Sementara mayoritas masyarakat Pribumi mendukung, sementara ada pendapat referendum malah menghambat pencapaian hasil yang praktis dan positif.
REUTERS
Pilihan Editor Orang Jepang Kursus Tersenyum Gaya Hollywood setelah Terbiasa Pakai Masker