TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Senegal memutus akses layanan internet pada Minggu, 4 Juni 2023, karena terjadi demo rusuh di sejumlah kota besar, yang menewaskan 16 orang, dalam beberapa hari terakhir.
Negara Afrika Barat ini diguncang protes keras selama tiga hari setelah pemimpin oposisi populer Ousmane Sonko dijatuhi hukuman penjara 2 tahun, Kamis lalu.
Baca juga:
Pekan lalu, pemerintah membatasi akses ke platform perpesanan tertentu, tetapi banyak orang dapat mengakali blokir dengan menggunakan jaringan pribadi virtual yang menutupi lokasi pengguna.
Pemerintah akhirnya memutus sambungan Internet pada perangkat seluler di area tertentu dan pada waktu tertentu, kata pernyataan itu.
Tidak disebutkan daerah mana yang terkena dampak atau pada waktu apa, tetapi penduduk di seluruh ibu kota Dakar mengatakan mereka tidak dapat mengakses Internet tanpa koneksi wifi pada Minggu sore, waktu ketika protes umumnya mulai memanas.
Baca juga:
"Karena penyebaran pesan kebencian dan subversif, Internet seluler untuk sementara dihentikan pada jam-jam tertentu," kata pernyataan itu.
Pemicu kerusuhan itu adalah hukuman dua tahun penjara kepada pemimpin oposisi populer Ousmane Sonko, yang dapat mencegahnya tidak bisa mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Februari 2024.
Para pengunjuk rasa juga marah karena Presiden Macky Sall memberi isyarat akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga. Senegal memiliki batas presiden dua periode.
Pemblokiran Internet untuk meredam perbedaan pendapat umum juga terjadi di Afrika ketika terjadi Musim Semi Arab 2011 ketika penguasa di Mesir, Tunisia, dan Libya berusaha untuk mengontrol penyebaran informasi. Sejak saat itu Gabon, Gambia, Republik Demokratik Kongo, dan lainnya telah melakukan hal sama pada saat terjadi ketidakstabilan.
Kelompok hak asasi mengatakan langkah itu melanggar kebebasan berbicara. Itu juga dapat merusak ekonomi yang sudah rapuh.
"Pembatasan ini ... merupakan tindakan sewenang-wenang yang bertentangan dengan hukum internasional dan tidak dapat dibenarkan karena alasan keamanan," kata Amnesty International dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat selama gelombang pertama pemadaman listrik di Senegal.
REUTERS
Pilihan Editor Kapal Perang China Potong Jalur Kapal Perusak AS di Selat Taiwan