TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Hong Kong menggeledah dan menahan sejumlah orang pada Minggu, 4 Juni 2023, empat orang ditangkap karena niat "menghasut", ketika pihak berwenang memperketat keamanan untuk peringatan 34 tahun penumpasan Lapangan Tiananmen 1989.
Pembatasan di Hong Kong telah melumpuhkan apa yang dulunya merupakan peringatan terbesar yang menandai tindakan keras berdarah oleh pasukan China terhadap demonstran pro-demokrasi.
Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan empat orang telah ditangkap karena niat menghasut dan empat ditahan karena "melanggar ketenangan publik" di dekat Taman Victoria, di mana selama bertahun-tahun setelah tahun 1989 para aktivis dan warga biasa berkumpul pada peringatan Lapangan Tiananmen.
Tahun ini, pihak berwenang memberikan izin kepada kelompok pro-Beijing untuk mengadakan karnaval makanan di bagian taman, sambil menutup area lain dengan barikade.
Ratusan polisi melakukan operasi penghentian dan penggeledahan, dan menangkap banyak orang, termasuk aktivis Alexandra Wong, 67, yang membawa karangan bunga, dan seorang pria yang memegang salinan "35 Mei", sebuah drama tentang penumpasan Tiananmen .
Aktivis Hong Kong mengatakan tindakan polisi seperti itu adalah bagian dari kampanye meluas oleh China untuk menghancurkan perbedaan pendapat di kota yang dijanjikan kebebasan berkelanjutan selama 50 tahun di bawah formula "satu negara, dua sistem" ketika bekas kekuatan kolonial Inggris menyerahkannya kembali pada 1997.
Keamanan diperketat secara signifikan di seluruh Hong Kong tahun ini, dengan hingga 6.000 polisi dikerahkan, termasuk petugas antihuru-hara dan anti-terorisme, menurut media setempat.
Pejabat senior telah memperingatkan orang-orang untuk mematuhi undang-undang tersebut, tetapi menolak untuk mengklarifikasi apakah kegiatan peringatan semacam itu ilegal berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan China di Hong Kong pada 2020 setelah protes massa pro-demokrasi.
Di Beijing, Lapangan Tiananmen dipenuhi turis yang mengambil gambar di bawah pengawasan ketat polisi dan personel lainnya, tetapi tidak ada tanda-tanda peningkatan keamanan yang jelas.
Sekelompok kerabat yang disebut Ibu Tiananmen mengatakan penderitaan itu tidak pernah berakhir.
"Meskipun 34 tahun telah berlalu, bagi kami, anggota keluarga dari mereka yang terbunuh, rasa sakit kehilangan orang yang kami cintai dalam satu malam telah menyiksa kami hingga hari ini," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh pengawas HAM di China yang berbasis di New York.