TEMPO.CO, Jakarta - Hujan lebat yang disebabkan oleh Badai Tropis Mawar dan hujan musiman terus berlanjut pada Sabtu pagi, 3 Juni 2023 di sebagian besar wilayah Jepang, mendorong pihak berwenang untuk mengeluarkan peringatan kerusakan dan membuat banyak orang terdampar karena layanan kereta dihentikan.
Meski status Mawar melemah akibat topan super, Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap tanah longsor, naiknya sungai, dan banjir di Jepang timur, sekaligus memperingatkan bahaya tanah longsor di Jepang barat.
Satu orang tewas akibat badai tersebut. Sekitar 7.000 rumah tangga di wilayah timur dan barat mati listrik, tetapi pekerjaan restorasi sedang dilakukan, kata kementerian perindustrian pada Sabtu.
Kereta peluru Shinkansen, yang ditangguhkan dari Tokyo ke Nagoya di Jepang tengah sejak Jumat, kembali beroperasi sekitar Sabtu tengah hari, kantor berita Kyodo melaporkan.
Cuaca diperkirakan membaik di sebagian besar Jepang pada Sabtu malam, kata lembaga penyiaran publik NHK.
Musim hujan menjadi lebih aktif karena aliran udara lembab dalam jumlah besar dari Mawar, yang mendatangkan malapetaka di Guam awal pekan ini, kata JMA seperti dikutip Kyodo.
Dari Jumat hingga Sabtu pagi, hujan deras lokal turun di banyak bagian Jepang, menandai curah hujan terberat yang pernah tercatat untuk Juni di beberapa daerah, kata Kyodo.
Seorang pria yang ditemukan di dalam mobil yang dibanjiri hujan lebat di Toyohashi di Jepang tengah dibawa ke rumah sakit, di mana dia kemudian dipastikan meninggal.
Beberapa bagian Jepang dilanda hujan lebat, Jumat, saat Mawar mendekat, dengan pihak berwenang menyarankan lebih dari satu juta orang untuk mengungsi, banyak penerbangan dan transportasi lainnya dibatalkan dan listrik padam di ribuan rumah.
REUTERS
Pilihan Editor: Zelensky: Ukraina Siap Luncurkan Serangan Balasan
