TEMPO.CO, Jakarta - Bos tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, pada Jumat menuduh militer Rusia mencoba meledakkan anak buahnya. Hal ini meningkatkan permusuhan dengan petinggi militer Rusia yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.
Pasukan Grup Wagner Prigozhin sebagian besar telah mundur dari Kota Bakhmut, Ukraina timur, yang sebagian besar mereka rebut bulan lalu setelah memakan banyak korban. Mereka menyerahkan posisi itu kepada pasukan reguler Rusia.
Prigozhin, menulis di Telegram, mengatakan anak buahnya telah menemukan selusin lokasi di daerah belakang tempat pejabat kementerian pertahanan menanam berbagai alat peledak, termasuk ratusan ranjau anti-tank.
Ketika ditanya mengapa hal itu ditetapkan, para pejabat mengatakan itu adalah perintah dari atasan mereka.
“Tidak perlu menanam peledak untuk menghalangi musuh, karena (area yang dimaksud) berada di area belakang. Oleh karena itu, kami dapat berasumsi bahwa peledak ini dimaksudkan untuk menghadapi unit Wagner yang bergerak maju,” dia dikatakan.
Tidak ada korban tewas dan tidak ada yang terluka, katanya, menambahkan: "Kami menganggap ini adalah upaya cambuk publik."
Kementerian pertahanan Rusia tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.
Prigozhin, yang sering mengeluhkan anak buahnya tidak diberi cukup amunisi untuk menyerang Bakhmut, mengatakan pada Rabu bahwa dia telah meminta jaksa untuk menyelidiki apakah pejabat senior pertahanan Rusia telah melakukan "kejahatan" sebelum atau selama perang di Ukraina.
Pilihan Editor: Bos Grup Wagner Curhat, Kesal Dicekal Media Rusia
REUTERS