TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior dari lebih dari selusin negara termasuk Arab Saudi dan Iran sedang dalam pembicaraan tentang hubungan yang lebih dekat dengan blok BRICS dari negara-negara berkembang utama pada Jumat, 2 Juni 2023, ketika bertemu untuk memperdalam hubungan dan memposisikan diri sebagai penyeimbang untuk Barat.
BRICS, yang saat ini terdiri atas Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, sedang mempertimbangkan keanggotaannya, dan semakin banyak negara, sebagian besar dari Global South (Selatan global), telah menyatakan minat untuk bergabung.
Pernah dipandang sebagai asosiasi longgar dari negara berkembang yang berbeda, BRICS dalam beberapa tahun terakhir mengambil bentuk yang lebih konkret, awalnya didorong oleh China dan, sejak dimulainya perang Ukraina pada Februari 2022, dengan dorongan tambahan dari Rusia.
Dalam sambutannya yang membuka diskusi Jumat, Menteri Luar Negeri tuan rumah Afrika Selatan Naledi Pandor berbicara tentang blok tersebut sebagai pejuang dunia berkembang, yang katanya ditinggalkan oleh negara-negara kaya dan lembaga global selama pandemi Covid-19.
"Dunia goyah dalam kerja sama. Negara-negara maju tidak pernah memenuhi komitmen mereka terhadap negara berkembang dan berusaha mengalihkan semua tanggung jawab ke Global South," kata Pandor.
Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuba, Republik Demokratik Kongo, Komoro, Gabon, dan Kazakhstan semua mengirim perwakilan ke Cape Town untuk apa yang disebut "Friends of BRICS", sebuah program resmi menunjukkan.
Mesir, Argentina, Bangladesh, Guinea-Bissau, dan Indonesia berpartisipasi secara virtual.