TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR AS) meloloskan undang-undang untuk menangguhkan plafon utang senilai US$31,4 triliun pada Rabu, 31 Mei 2023, dengan dukungan mayoritas dari Demokrat dan Republik.
Keduanya kompak melawan suara penentangan yang dipimpin oleh kaum konservatif garis keras, demi menghindari default.
DPR yang dikendalikan oleh Partai Republik memberikan suara 314 – banding 117, untuk mengirim undang-undang ke Senat.
Pada gilirannya, Senat harus memberlakukan tindakan tersebut dan menyerahkannya ke meja Presiden Joe Biden sebelum batas waktu Senin mendatang, ketika pemerintah federal diperkirakan kehabisan uang untuk membayar tagihannya.
"Kesepakatan ini adalah kabar baik bagi rakyat Amerika dan ekonomi Amerika," kata Biden usai pemungutan suara. "Saya mendesak Senat untuk mengesahkannya secepat mungkin sehingga saya bisa menandatanganinya menjadi undang-undang."
Langkah itu merupakan kompromi antara Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy. Ini sempat mendapat tentangan dari 71 anggota Partai Republik garis keras. Jumlah biasanya cukup untuk memblokir undang-undang partisan. Akan tetapi 165 Demokrat - lebih dari 149 Republikan yang memilihnya - mendukung tindakan tersebut dan mendorongnya.
Partai Republik menguasai DPR dengan mayoritas tipis 222, banding 213.
Undang-undang tersebut menangguhkan - intinya, menghapus sementara - batas pinjaman pemerintah federal hingga 1 Januari 2025. Garis waktu memungkinkan Biden dan Kongres untuk mengesampingkan masalah yang berisiko secara politik hingga setelah pemilihan presiden November 2024.
Itu juga akan membatasi sebagian pengeluaran pemerintah selama dua tahun ke depan, mempercepat proses perizinan untuk proyek energi tertentu, menarik kembali dana Covid-19 yang tidak terpakai dan memperluas persyaratan kerja untuk program bantuan pangan ke penerima tambahan.
Partai Republik garis keras menginginkan pemotongan pengeluaran yang lebih dalam dan reformasi yang lebih ketat. "Paling-paling, kami memiliki pembekuan pengeluaran dua tahun yang penuh dengan celah dan tipu muslihat," kata Perwakilan Chip Roy, seorang anggota terkemuka Kaukus Kebebasan DPR garis keras.
Demokrat Progresif - yang bersama dengan Biden telah menolak negosiasi mengenai plafon utang - menentang RUU tersebut karena beberapa alasan, termasuk persyaratan kerja baru dari beberapa program anti-kemiskinan federal.
"Partai Republik memaksa kita untuk memutuskan orang Amerika yang rentan mana yang akan makan atau mereka akan membuat kita gagal bayar. Itu benar-benar salah," kata Perwakilan Demokrat Jim McGovern pada Rabu.
Selasa malam, Kantor Anggaran Kongres non-partisan mengatakan undang-undang itu akan menghasilkan penghematan US$1,5 triliun selama satu dekade.
Itu di bawah penghematan US$4,8 triliun yang ditargetkan oleh Partai Republik dalam RUU yang lolos DPR pada April, dan juga di bawah defisit US$3 triliun yang akan dikurangi anggaran yang diusulkan Biden selama waktu itu melalui pajak baru.
Pilihan Editor: Debt Ceiling Ancam Kebangkrutan Pemerintah Amerika Serikat, Apakah Itu?
REUTERS