TEMPO.CO, Jakarta - Lingkungan Kensington di Philadelphia, Amerika Serikat, nampak penuh sesak dengan pengguna narkoba yang pingsan dan tak berdaya, seperti terekam dalam video media sosial TikTok baru-baru ini. Penggunaan obat Xylazine, atau tranq – yang oleh Gedung Putih dinyatakan sebagai ancaman nasional, disebut meningkat di kota itu.
New York Post dalam laporannya, Sabtu, 27 Mei 2023, merujuk ke video yang diunggah akun TikTok urbanvisuals2.0, menyebut para pengguna itu sebagai korban epidemi narkoba yang mematikan.
Xylazine, yang di jalanan dikenal sebagai narkoba tranq, pertama kali memang dikaitkan dengan kematian akibat narkoba di Timur Laut, Amerika Serikat. Tetapi sejak itu menyebar dengan cepat di negara bagian Selatan dan Barat. Philadelphia berada di negara bagian Pennsylvania di Timur Laut. Obat penenang ini digunakan untuk meningkatkan efek heroin, kokain, hingga fentanil.
Pejabat kesehatan Philadelphia mengatakan kota itu sangat terpengaruh oleh epidemi itu. "Xylazine telah memukul Philadelphia dengan sangat keras, menyebabkan peningkatan kematian akibat overdosis serta luka parah yang dapat menyebabkan sepsis dan amputasi," kata Departemen Kesehatan dan Dewan Kesehatan Philadelphia dalam pernyataan bersama bulan lalu.
"Akibatnya, Departemen Kesehatan Masyarakat Philadelphia telah bekerja sama dengan mitra di seluruh kota untuk mengatasi aspek baru dari epidemi overdosis obat ini,” tulis pernyataan itu menambahkan.
Sarah Laurel, pendiri organisasi nirlaba pengurangan dampak buruk Savage Sisters, mengatakan telah terjadi peningkatan penggunaan xylazine atau tranq selama empat tahun terakhir. “Dan kita sekarang memiliki individu yang memiliki bisul menganga terbuka, infeksi, beberapa jaringan nekrotik, dan itu mengarah pada amputasi,” kata Laurel kepada NPR.
Laurel mengatakan dia dan rekan-rekannya mulai membawa oksigen karena banyaknya pengguna narkoba yang dia temukan tidak responsif. "Tidak ada yang meminta ini," tambahnya.
Data obat dari 2020-2021, yang dikutip NPR, menunjukkan peningkatan yang menakjubkan dari overdosis fatal terkait dengan xylazine atau tranq. Kematian di Selatan melonjak lebih dari 1.000 persen.
Narkoba sintetik termasuk fentanyl, methamphetamines, dan sekarang xylazine telah menjadi titik panas politik seiring meningkatnya kematian akibat narkoba. Para ahli berpendapat, banyak obat sintetis yang mematikan berpotensi masih akan terus memasuki jalan-jalan Amerika Serikat.
Pemerintah Amerika Serikat, pada April lalu mengeluarkan peringatan serius tentang campuran obat-obatan jalanan ilegal, yang terbuat dari fentanyl dan xylazine. "Saya sangat prihatin tentang arti ancaman ini bagi bangsa," kata Dr. Rahul Gupta, kepala Kantor Kebijakan Pengawasan Narkoba Nasional Gedung Putih.
Berbicara dengan wartawan menjelang pengumuman publik, Gupta mengatakan pemerintahan Biden akan secara resmi memberi tahu Kongres tentang ancaman kesehatan masyarakat dan kemudian akan meluncurkan rencana untuk memerangi krisis dalam 90 hari.
Gupta telah berada di garis depan epidemi opioid-fentanil selama beberapa dekade karena overdosis obat melonjak di atas 100.000 kematian per tahun. Dia mengatakan ancaman bahwa campuran obat terbaru ini dapat memperburuk keadaan sangat mengkhawatirkan.
Di Inggris, BBC melaporkan pekan lalu bahwa seorang pria meninggal akibat narkoba zombie alias Xylazine itu pada bulan ini. Jakarta sudah mengantisipasi masalah ini.
Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Kombes Pol Jayadi, mengatakan, peredaran narkoba jenis baru bernama flaka yang mengandung Fentanyl itu belum terdeteksi berada di Indonesia.
“Tetapi dengan apa yang terjadi di Amerika, maka saat Rakernis di Bali, kami juga mengimbau kepada seluruh jajaran untuk mengantisipasi terkait dengan peredaran fentanyl yang ada di sana (Amerika dan sekitarnya),” kata Jayadi kepada wartawan seperti dikutip Selasa, 30 Mei 2023, menurut siaran pers Polri.
NEW YORK POST I NPR I DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: NASA Akan Gelar Diskusi Publik tentang UFO, Ada Temuan Baru?