TEMPO.CO, Jakarta – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu, 31 Mei 2023, menyatakan bahwa Rusia mendukung penduduk Serbia di Kosovo. Moskow meyakini hak dan kepentingan hukum mereka harus dilindungi.
Peskov mengatakan Moskow mengikuti dengan keprihatinan kerusuhan di Kosovo, yang telah meningkat tajam sejak walikota etnis Albania menjabat di wilayah mayoritas Serbia utara negara itu setelah pemungutan suara bulan lalu.
"Kami mendukung Serbia dan warga Serbia tanpa syarat... Kami menganggap bahwa semua hak hukum dan kepentingan Serbia Kosovo harus diperhatikan," kata Peskov dalam jumpa pers harian di Moskow. Dia menegaskan tidak boleh ada ruang untuk "tindakan provokatif".
Serbia menolak untuk mengambil bagian dalam pemilihan lokal pada April. Kandidat etnis Albania memenangkan pemilihan walikota di empat kota mayoritas Serbia dengan jumlah pemilih 3,5 persen.
NATO mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya akan mengirim 700 tentara tambahan ke Kosovo dan menempatkan satu batalion lainnya dalam siaga tinggi untuk masuk saat orang Serbia terus memprotes walikota etnis Albania.
Aliansi militer Barat itu sudah memiliki sekitar 4.000 tentara saat ini di Kosovo.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic menempatkan tentara dalam siaga tempur penuh. Ia telah memerintahkan unit untuk bergerak lebih dekat ke perbatasan.
Serbia dan sekutu tradisionalnya Rusia tidak mengakui kemerdekaan Kosovo. Rusia memiliki ikatan budaya dan agama yang dekat dengan Serbia, sesama negara Kristen Ortodoks.
Moskow telah memblokir permohonan Kosovo untuk menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sementara Beograd masih menganggap Kosovo sebagai bagian dari wilayahnya. Rusia pada akhir pekan lalu menyalahkan Kosovo dan negara-negara Barat atas meningkatnya ketegangan di Balkan.
REUTERS
Pilihan Editor: PM Qatar dan Pemimpin Taliban Adakan Pembicaraan Rahasia, Bahas Apa?