TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan pasukan NATO, Selasa, 30 Mei 2023, mengamankan sebuah gedung milik kota di Zvecan, Kosovo, di mana sehari sebelumnya 30 tentara NATO dan 52 pengunjuk rasa Serbia terluka dalam bentrokan.
Beberapa warga etnis Serbia berkumpul di depan gedung tetapi situasi tenang, kata seorang wartawan Reuters, sementara tentara dari Amerika Serikat, Italia, dan Polandia bersiap dalam perangkat antihuru-hara.
Senin, para pemrotes Serbia di Zvecan melempar gas air mata dan granat kejut kepada para tentara NATO. Pasukan NATO, yang dikenal sebagai KFOR, mengatakan 30 dari tentaranya terluka dalam bentrokan tersebut. Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan 52 orang Serbia terluka.
Di kota mayoritas etnis Serbia lain, Leposavic, seorang walikota beretnis Albania tidak dapat meninggalkan kantornya selama lebih dari 24 jam karena para pemrotes berada di luar, media melaporkan.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengutuk kekerasan Senin.
Baca juga:
“Tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap pasukan @NATO_KFOR, media, warga sipil dan polisi benar-benar tidak dapat diterima,” kata Borrell di Twitter .
Ketegangan meningkat sejak walikota-walikota Albania menjabat di daerah mayoritas Serbia di Kosovo utara setelah pemilihan yang diboikot warga etnis Serbia.
Pemerintah Kosovo menuduh Vucic telah mendestabilisasi Kosovo. Vucic menyalahkan pemerintahan Kosovo karena menyebabkan masalah dengan memaksakan penempatan walikota-walikota baru.
"Dalam sebuah demokrasi tidak ada tempat untuk kekerasan fasis—tidak ada seruan dari pemungutan suara ke peluru,” kata Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti said di Twitter, Senin.
Vucic akan bertemu duta besar dari apa yang disebut kelompok Quint - Amerika Serikat, Italia, Prancis, Jerman dan Inggris - di Beograd dan kemudian akan bertemu dengan duta besar Rusia dan China untuk Serbia.
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan kepada radio publik RAI bahwa dia telah berbicara dengan Vucic dan Kurti pada Senin malam.
"Saya mengajak semua orang untuk tenang ... tinggalkan kekerasan, dan saya harap mereka mendengarkan, keduanya menunjukkan kemauan yang besar, kita lihat saja nanti."