TEMPO.CO, Jakarta - Mantan perdana menteri Imran Khan telah dipanggil oleh otoritas Pakistan pada Selasa 30 Mei 2023 petang, untuk menghadapi interogasi atas pecahnya kekerasan yang mengikuti penahanan singkatnya awal bulan ini. Khan diperiksa atas perusakan gedung militer oleh pendukungnya.
Penyelidikan berfokus pada serangan terhadap rumah Komandan Korps Lahore di Provinsi Punjab tengah, yang dikenal sebagai Rumah Jinnah. Ini merupakan sebuah bangunan bersejarah dan kediaman militer yang dibakar dan dirusak dalam kerusuhan yang pecah setelah penangkapan Khan atas tuduhan korupsi.
Politisi berusia 70 tahun itu menerima pemberitahuan dari wakil inspektur jenderal polisi Lahore, yang mengharuskannya menghadiri interogasi pada Selasa pukul 4 sore, menurut situs berita Dawn. Tidak ada komentar langsung dari politisi berusia 70 tahun itu dan partai Pakistan Tehreek-e-Insaf yang dipimpinnya.
Khan diserang dari semua sisi atas klaim pendukungnya bertanggung jawab atas perusakan properti militer dan negara. Tentara Pakistan mengatakan mereka yang bertanggung jawab akan diadili di bawah hukum militer.
Khan mengecam serangan Rumah Jinnah, dengan mengatakan hal itu membawa 'aib' bagi negara, dan menyangkal bahwa pendukungnya bertanggung jawab atas kekerasan 9 Mei. Mantan bintang kriket itu juga menyerukan pembicaraan segera dengan pemerintah, yang belum disetujui oleh koalisi yang berkuasa.
Dia menghadapi tantangan yang semakin meningkat karena para pemimpin senior partainya berbondong-bondong mundur, ribuan pendukungnya telah ditahan di seluruh negeri, dan dia terus melawan lusinan kasus hukum – yang semuanya dibantah Khan.
Militer Pakistan yang kuat, dalam sebuah pernyataan secara tidak langsung menuduh Khan berusaha membuat perpecahan antara warga Pakistan dan angkatan bersenjata dengan aksi unjuk rasa dan komentarnya.
“Hubungan antara elemen kolusi internal dan kekuatan eksternal untuk menciptakan ketidakstabilan telah banyak diungkapkan kepada rakyat Pakistan,” kata Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Syed Asim Munir, saat berkunjung ke Quetta Garrison, menurut media militer.
Khan di masa lalu telah menuduh beberapa pejabat senior militer mendalangi pemecatannya dari kekuasaan lebih dari setahun yang lalu dan berada di balik dugaan upaya pembunuhan, yang telah mereka bantah.
Pakistan telah diperintah langsung oleh tentara selama hampir setengah dari sejarah modernnya dan sebagian besar perdana menteri, termasuk Khan, bergantung pada dukungan institusi tersebut untuk tetap berkuasa.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif juga menentang Khan dengan posting Twitter larut malam. “Peristiwa mengerikan pada 9 Mei saja telah merugikan ekonomi miliaran rupee & merupakan dukungan tak terbantahkan atas rancangan jahatnya,” katanya.
“Dia juga dengan mudah melupakan perannya sendiri dalam memperdalam tantangan ekonomi.”
Perekonomian Pakistan tetap berada dalam tekanan yang mendalam, data terbaru menunjukkan pertumbuhan melambat tajam ke salah satu level terendah dalam sejarahnya, di tengah rekor inflasi dan suku bunga, karena negara tersebut berjuang untuk menghidupkan kembali bailout Dana Moneter Internasional (IMF) yang terhenti.
Pilihan Editor: Polisi Pakistan Berencana Geledah Rumah Mantan PM Imran Khan
AL ARABIYA